Remaja Indonesia Kian Sadis

Sakit Hati, Pasangan Kekasih Bunuh Teman SMA

Sabtu, 08 Maret 2014 – 11:26 WIB
CINTA SEGITIGA: Ibu korban Elizabeth Diana tak kuasa menahan haru dalam pemakaman putrinya, Ade Sara Angelina Suroto, di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur, kemarin siang. Getty Images

jpnn.com - JAKARTA - Apa yang terjadi dengan remaja Indonesia sekarang? Perilaku mereka semakin mencemaskan. Di Jakarta, hanya karena sakit hati, seorang pemuda nekat menghabisi nyawa mantan pacarnya sendiri. Lebih edan lagi, karena aksi sadis itu dibantu kekasihnya sekarang.

Ade Sara Angelina Suroto (19), ditemukan tewas di ruas Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) Km 49, Bintara, Bekasi - Jawa Barat, Rabu (5/3).

BACA JUGA: Tarif Baru Tol Cinere-Jagorawi Berlaku 14 Maret

Dua tersangka pembunuh Sara --sapaan almarhumah-- justru dibekuk polisi saat datang melayat. Sebab, mereka tak lain adalah teman dekat korban.

Yakni, mantan pacar Sara, Ahmad Imam Al Hafitd (20), dan pacar Hafitd saat ini, Assyifah Anggraini (19). Motif keduanya nekat membunuh korban karena sakit hati.

BACA JUGA: Tahanan Narkoba Gantung Diri di Sel

Mayat Sara ditemukan petugas Jasa Marga Didin Hermansyah pada pukul 06.30, Rabu. Korban yang mengenakan gelang Java Jazz itu dikenali melalui identitas e-KTP. Setelah keluarga dihubungi, jenazah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk diautopsi.

Jumat (7/3) pukul 12.00, Sara dimakamkan di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur, diwarnai isak tangis keluarga teman-teman almarhumah.

BACA JUGA: Bobok-bobok Sore di Hotel, 9 Pasang Muda Digerebek

Polisi berhasil mengungkap kasus ini dari keterangan orang terdekat korban. Tersangka Hafitd ditangkap pada Kamis (6/3) sekitar jam 16.00. Dia ditangkap di RSCM pada saat melayat korban. Tersangka seperti menghilangkan jejak dengan mendatangi korban. Satu jam kemudian, polisi menangkap Syifa --Assyifah-- di kawasan Pulomas, Jakarta Timur.

Keterangan yang dihimpun, motif pembunuhan itu adalah Hafitd sakit hati kepada korban yang tidak mau dihubungi lagi. Di sisi lain, Syifa yang menjadi kekasih Hafitd sekarang merasa cemburu kemungkinan mereka berhubungan kembali. Keduanya pun bersekongkol merencanakan pembunuhan tersebut.

Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan, alur pembunuhan berawal dari Syifa yang mengajak bertemu Sara pada Selasa (4/3). Sebelumnya, kepada keluarga, Sara pamit untuk pergi les bahasa Jerman, sekaligus menginap di rumah temannya di Rawamangun, Jakarta Timur.

Sara dan Syifa kemudian bertemu di dekat Stasiun Kereta Api Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. Di sana, Hafitd juga menunggu. Kedua pelaku membujuk Sara bersedia ikut mereka di mobil KIA Visto.

Di dalam mobil, korban sempat bicara tidak suka. Terjadilah cekcok mulut saat Hafitd menanyakan penyebab susah komunikasi. Karena kesal, Hafitd memukul korban dengan sepatu milik Syifa.

Korban sempat menggigit lengan Hafitd. Namun, Syifa memegangi tubuh korban hingga terjadilah penganiayaan. Dengan kondisi masih menyetir Hafitd menyetrum tubuh korban dengan sebuah alat. Korban pun pingsan. Nah, saat itu-lah Syifa menyumpal mulut korban dengan koran. Hasil visum menunjukkan korban meninggal dunia akibat kertas yang menyumbat tenggorokan.

Sadar korban sudah meninggal, pasangan kekasih ini lantas berkeliling dari Rawamangun menuju Jakarta Selatan, hingga larut malam. Nah, sekitar pukul 04.00, Rabu (5/3) keduanya memutuskan membuang Sara di ruas tol.

Ditemui saat pemakaman, rekan korban di tempat les, Nadia Amanda Pritami (22), mengaku sempat berkomunikasi sesaat sebelum pembunuhan tersebut. Bahkan, satu hari sebelumnya, Minggu (2/3), Nadia bareng Sara nonton Java Jazz Festival.

”Ketika  itu sempat curhat juga. Dia punya tujuh mantan. Yang paling lama itu Hafitd,” kata Nadia.

Nadia mengaku masih berkomunikasi melalui WhatsApp dengan Sara pada Senin. Sara menyampaikan masih menunggu temannya di dekat Stasiun Gondangdia. Sebenarnya, Nadia hendak menanyakan mengapa Sara tidak kunjung datang ke tempat les bahasa Jerman, di Goetha Institute, Jakarta Pusat. Padahal, waktu les sudah tiba pukul 18.30.

“Saya tanya karena biasanya dia tidak pernah terlambat,” kata Nadia yang kenal korban dua bulan terakhir.

Sara pada komunikasi terakhir itu sempat mengirim pesan ke Nadia, bahwa dia tidak nyaman dengan kondisi saat itu. Namun, sampai jam 20.00, tidak ada komunikasi lagi. Handphone korban malah tidak aktif lagi.

”Yang saya tahu dari curhat almarhumah, Hafitd orang pencemburuan. Misalnya, tidak boleh foto dengan cowok lainnya,” kisah Nadia. Kedua pelaku dan korban adalah teman SMA 36, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur. (yuz/jpnn/zal/k7)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Priya Ramadhani Meninggal Dunia Akibat Sakit Asma


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler