jpnn.com - Remake Pengabdi Setan akan tayang di bioskop 28 September mendatang. Karya terbaru Joko Anwar ini bisa jadi lebih mengerikan dari versi aslinya.
Rabu (20/9), Joko Anwar secara resmi memperkenalkan film tersebut di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan.
BACA JUGA: Turah Masuk Seleksi Oscar 2018, Ini Kata Reza Rahadian
Film berdurasi 107 menit itu dibuat dengan dasar cerita yang sama. Bahwa ada seseorang yang memilih untuk mengabdi pada setan supaya mendapatkan sesuatu.
Namun, bukan Joko Anwar namanya jika remake film populer pada 1980 itu dibuat lempeng begitu saja. Alias tidak jauh berbeda dengan film aslinya.
BACA JUGA: Bersiaplah, Kebangkitan Pengabdi Setan Sudah di Depan Mata
Dia memberikan sentuhan-sentuhan, sehingga film horor produksi Rapi Film itu lebih menarik. Termasuk, soal sinematografi kekinian.
Menonton film dengan cerita klasik itu tidak lagi terasa hambar seperti horor Indonesia pada umumnya yang hanya mengandalkan kejutan untuk membuat kaget.
BACA JUGA: Film Chrisye Ungkap Sisi Lain Sang Penyanyi Legendaris
Pengabdi Setan versi 2017 memasukkan unsur komedi ringan, dengan detil pengambilan gambar yang mengingatkan pada film Hollywood baru-baru ini.
Tidak hanya itu, Joko Anwar juga mampu meneror psikologis penonton lewat bunyi-bunyian yang dimunculkan secara berulang. Sederhana, tetapi bagi yang penakut, bunyi-bunyian mudah diingat itu bisa membuat susah tidur.
Begitu juga dengan cara sutradara meyakinkan bahwa rumah sebagai seting utama film itu bisa terus diingat.
Menariknya, remake Pengabdi Setan yang dulunya digarap oleh Sisworo Gautama Putra itu dibuat dengan banyak hal berbeda.
Kira-kira, 85 persen dari cerita film itu berbeda dari versi aslinya. Bagi penggemar film lama itu, akan tahu kalau Joko Anwar hanya menyisahkan beberapa scene lama.
Bahkan, sutradara kelahiran 3 Januari 1976 itu berani menampilkan twist ending yang berbeda. Tidak sesederhana Pengabdi Setan 1980 yang dibintangi H.I.M Damsyik itu.
Lebih rumit, tetapi asyik karena detil cerita dibuat dengan sangat halus pada transisinya.
Bagaimana Joko Anwar menghadirkan suasana 1980an juga patut diacungi jempol. Detil terhadap barang-barang lama, termasuk mainan lawas yang pasti dikenali anak 1980an disajikan dengan baik.
Termasuk, pakaian dan make up yang dikenakan oleh para pemeran film itu.
Salah satu konsistensinya adalah, bagaimana sosok Tara Basro yang sangat cantik bisa dibuat sangat kucel.
Itu untuk menandakan status latar belakang ekonomi keluarganya yang berantakan. Semua kesatuan itu, membuat film yang kebanyakan berlatar rumah tua menjadi tidak membosankan.
Setelah hampir dua jam menonton, Joko Anwar sebenarnya bisa membuat film tersebut menjadi judul tersendiri.
Tidak perlu memakai embel-embel Pengabdi Setan. Namun, itu tidak dilakukan karena Joko Anwar punya kenangan kuat dengan film tersebut.
’’Pengabdi Setan itu yang bikin gua ingin jadi filmmaker. Sejak kecil gua nonton film itu, asyik," ujar dia.
JawaPos.com merekomendasikan untuk menonton film ini. Jika takut menonton sendiri, lebih asyik untuk nonton bareng teman-teman.
Tetapi, bagi yang penakut, siap-siap teror psikologis berupa bunyi-bunyian akan terus menghantui sampai rumah. Berani menonton? (dim/JPC)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangkrik Boss! Part 2 Masih Jauh dari Angka Keramat 6,8 Juta
Redaktur & Reporter : Adil