Renato Sanches, Belia, Rekor, dan Percaya Diri

Jumat, 01 Juli 2016 – 11:22 WIB
Renato Sanches mendapat predikat man of the match saat Portugal menyingkirkan Polandia. FOTO: UEFA

jpnn.com - MARSEILLE - Sebuah putusan mengejutkan diambil oleh pelatih Portugal, Fernando Santos. Menghadapi Polandia di perempat final Euro 2016, Jumat (1/7) dini hari WIB, dia menampilkan pemain belia Renato Sanches sebagai starter. 

Untuk pertama kalinya di Euro 2016, Sanches bermain sebagai starter. Dalam laga-laga sebelumnya, gelandang yang musim depan bermain bersama Bayern Muenchen tersebut hanya sebagai pengganti. 

BACA JUGA: Gaya Adu Penalti Polandia Sudah Diamati Fernando Santos

Putusan Santos berbuah hasil yang menggembirakan. Sanches tampil sangat luar biasa. Meski pada 18 Agustus mendatang usianya baru genap 19 tahun, dia seolah bermain seperti pemain senior. 

Puncaknya terjadi pada menit ke-33 saat dia mencetak gol penyama kedudukan usai mendapatkan assist dari Luis Nani. Gol tersebut membuat dirinya menjadi pencetak gol termuda ketika di pentas Euro. Umur Sanches adalah 18 tahun 317 hari. 

BACA JUGA: Tersingkir di Perempat Final, Adam Nawalka: Masa Depan Polandia Cerah

Sanches berada di bawah Johan Vonlanthen yang mencetak gol di pentas Euro dalam umur 18 tahun 141 hari dan Wayne Rooney dalam umur 18 tahun 237 hari. 

Predikat man of the match pun wajar disematkan kepadanya. Bukan apa-apa, dalam adu penalti, dia juga sukses menjalankan tugasnya. Sanches menjadi penendang kedua Portugal setelah Cristiano Ronaldo. 

BACA JUGA: Polandia Pulang Tanpa Terkalahkan

Salah satu kelebihan Sanches adalah memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Dia mengungkapkan tak merasa gugup ketika ditunjuk sebagai algojo penalti oleh Santos. 

"Pelatih meminta saya untuk menendang dan itu sudah menjadi keputusan. Ronaldo pertama dan saya kedua. Saya sangat percaya diri bisa melakukannya," sebut Sanches dalam pernyataannya usai menerima penghargaan man of the match

"Saya hanya berpikir bagaimana bisa mencetak gol. Saya sama sekali tidak gugup dan bahkan saya santai menghadapi tendangan penalti itu. Dalam pikiran saya hanya satu yakni tendang dan gol," imbuh Sanches. 

Sanches sendiri berhasil meraih predikat man of the match dua kali beruntun. Saat mengingkirkan Kroasia di babak 16-besar, dia juga mendapat penghargaan serupa. 

Meski begitu, Sanches tidak lantas takabur. Dia merasa penghargaan itu datang dari tim. Bukan karena dia seorang. (epr/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Sejarah Baru dalam Laga Polandia vs Portugal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler