jpnn.com - BENGKULU – Di tahun 2014 ini, terhitung sudah 5 kali terjadi peristiwa bunuh diri di Kota Bengkulu.
Kemarin (4/3) giliran tukang galon, Medi Saputra (17) warga Jalan Basuki Rahmad RT 8 RW 2 Kelurahan Sukamerindu yang melakukan bunuh diri dengan cara menggantungkan lehernya menggunakan tali sepatu di kamarnya.
BACA JUGA: Istri Ngamar dengan Pria Muda, Digerebek Suami
Medi pertamakali ditemukan oleh ibu kandungnya Siti Aminah (37) sekitar pukul 06.00 WIB saat Siti hendak membangunkan anaknya tersebut.
Kejadian tersebut sontak membuat seluruh warga di sekitar lokasi geger. Medi ditemukan dalam kondisi leher menjulur dan mata melotot. Namun tidak ditemukan adanya unsur kekerasan pada tubuhnya sehingga anggota Polsek Teluk Segara yang hadir menyimpulkan bahwa Medi murni tewas karena bunuh diri.
BACA JUGA: Nyawa Melayang Gara-gara Burung Gelatik
Pihak keluarga tidak mau membawa Medi ke rumah sakit dan memilih langsung memakamkannya hari itu juga di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pasar Minggu.
Belum diketahui apa motif yang membuat Medi nekat bunuh diri, karena selama ini baik di mata keluarganya maupun tetangganya, Medi anak yang tertutup, pendiam dan jarang bergaul.
BACA JUGA: PNS Pengadilan Curi Helm, Dihajar Warga
Ini sejak ibunya bercerai dengan ayahnya dan menikah lagi dengan Robet Hutagalung yang kini menjadi ayah tirinya. Medi juga putus sekolah kelas VIII SMP dan akhirnya bekerja sebagai tukang galon di Kelurahan Kebun Beler.
Berdasarkan keterangan Robet, semalaman Medi tidak tidur karena ikut mancing dengan ayah kandungnya, Sumariadi (41), di tempat kolam pemancingan Kelurahan Betungan. Diketahui pula bahwa Medi memang mempunyai hoby memancing.
“Dia (Medi) malam itu pulang pukul 02.00 WIB. Lalu langsung masuk ke kamarnya. Saya perhatikan dia belum tidur sampai jam 03.00 WIB. Lalu saya pun tidur di kamar yang berbeda,” ujar Robet.
Dikatakan Robet, sehari sebelum kejadian Medi sempat ngobrol sama ibunya. Saat itu Medi mengatakan kepada Ibunya bahwa besok pagi dirinya gajian. Namun uang gaji tersebut akan digunakannya untuk membeli handphone baru karena hp-nya rusak.
“Yang saya dengar, dia berkata kepada Ibunya kalau gajinya tinggal Rp 300 ribu, dan itu untuk dibelikan handphone baru. Dia juga minta maaf kepada Ibunya karena bulan ini tidak bisa memberikan uang gajinya untuk membantu Ibunya,” ujar Robet.
Tetangga sebelah rumah Medi, Sirajudin mengatakan memang Medi anak yang sangat tertutup dan jarang bicara. “Dia hanya mau bicara seperlunya saja. Lagipula dia jarang ada di rumah. Kami juga tidak pernah melihat dia membawa teman-temannya atau pacatnya ke rumah,” kata Sirajudin.
Ayah kandung medi, Sumariadi (41) yang mengetahui kejadian tersebut sekitar pukul 07.00 WIB langsung datang ke rumah mantan istrinya untuk melihat wajah anaknya yang terakhir kalinya.
Dengan raut wajah sedih dan mata yang berkaca-kaca, Sumariadi memeluk anak kandungnya tersebut. “Aku tidak menyangka senekat ini anakku. Alangkah cepat ngambil keputusan, nak. Aku tidak tahu ada masalah apa,” ujar Sumariadi.
Berdasarkan pengakuan Sumariadi, memag malam itu dirinya pergi mancing bersama anak pertamanya itu di Kelurahan Betungan. Pada saat mancing, Medi sempat berkata kepada Sumariadi bahwa kalau dirinya gajian mau mentraktir ayahnya mancing. Medi dimakamkan pukul 11.00 WIB di TPU Pasar Minggu.(tew)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Marinir Diduga Sekap dan Aniaya Ibu Kandung
Redaktur : Tim Redaksi