Reni Astuti Minta Pemkot Surabaya Memperhatikan Nasib Anak Yatim Terdampak Pandemi Covid-19

Sabtu, 31 Juli 2021 – 05:30 WIB
FOTO ARSIP - Sejumlah bocah bermain di sebuah taman kawasan Petamburan, Jakarta, Jumat (23/7/2021). Sebagian masyarakat masih tidak menghiraukan imbauan Presiden Joko Widodo dalam peringatan Hari Anak Nasional agar anak-anak tidak beraktivitas di luar rumah untuk mencegah penularan COVID-19. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.)

jpnn.com, SURABAYA - Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Jawa Timur, Reni Astuti meminta Pemerintah Kota Surabaya memperhatikan nasib anak yatim/piatu yang terdampak pandemi Covid-19. 

Permintaan itu disampaikan pimpinan DPRD setelah Kota Surabaya kembali menyandang predikat sebagai Kota Layak Anak (KLA) Kategori Utama Tahun 2021. 

BACA JUGA: Pasukan Oranye Diminta Aktif Dukung RPTRA di Kota Layak Anak

Predikat itu diberikan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 

"Saya apresiasi raihan ini. Namun, yang perlu diperkuat adalah bagaimana di masa pandemi ini, pemkot juga terdepan dalam memberikan perhatian dan kepedulian terhadap anak-anak di Kota Surabaya," kata Reni Astuti di Surabaya, Jumat (30/7), 

BACA JUGA: Bohong Kepada Bibi Ardiansyah Saat ke Surabaya, Vanessa Angel: Saat Gue Ketangkap, Dia...

Reni menjelaskan capaian yang diterima Kota Surabaya keempat kalinya itu menjadi tanggung jawab besar bagi Pemkot Surabaya dalam memenuhi hak-hak anak di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Menurut Reni, beberapa hal sudah dilakukan di antaranya terkait dengan vaksinasi untuk anak. 

BACA JUGA: Kapolri Memutasi Sejumlah Jenderal, Kapolrestabes Surabaya jadi Wakapolda

Kemudian, menyediakan program beasiswa bagi pelajar maupun mahasiswa, utamanya mereka yang memiliki prestasi di berbagai bidang.

Selain itu, pimpinan DPRD ini juga menyoroti hal yang perlu menjadi perhatian lainnya.

Reni mendorong pemkot dalam hal ini Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya agar segera mendata anak-anak yang orang tuanya meninggal dunia di masa pandemi, karena anak yatim/ piatu/ yatim piatu makin banyak dan perlu segera diperhatikan.

Menurut dia, makin banyak anak-anak membutuhkan pendampingan pada sisi pembiayaan pendidikan, serta terkait ketahanan kesehatannya. “Kemudian, yang penting juga adalah memperhatikan tumbuh kembang mereka baik secara fisik atau psikis," katanya.

Reni pun meminta DP5A segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan terkait persoalan tersebut.

Dia mengingatkan jangan sampai anak-anak Surabaya ada yang terlantar. 

Oleh karena itu, lanjut Reni, harus dipastikan betul dan di sini peran Pemkot sebagai pihak yang terdepan dan utama dalam menjamin hak-hak anak.

Lebih lanjut Reni juga mengapresiasi tindakan sejumlah lembaga sosial maupun kelompok masyarakat yang memberikan perhatian besar kepada anak-anak yang ditinggal orang tuanya karena wafat di masa pandemi ini. 

Keberadaan pihak-pihak ini turut memberikan bantuan dan kepedulian terhadap nasib anak-anak.

Namun demikian, lanjut dia, tetap tanggung jawab utama berada pada pemkot. 

“Pendataan bisa segera dilakukan oleh kelurahan utamanya bagi anak-anak yang memang membutuhkan bantuan, baik pendampingan pembiayaan pendidikan, kesehatan, maupun psikologi anak," kata politikus PKS ini.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya menyatakan bersyukur lantaran Kota Pahlawan kembali menerima predikat KLA untuk keempat kalinya dari Kementerian PPPA.

Baginya, KLA bukanlah sekadar penghargaan semata, tetapi bagaimana Surabaya terus konsisten menjamin pemenuhan hak-hak anak dan perlindungan khusus anak terencana, menyeluruh serta berkelanjutan.

"Karena di dalam penanganan masalah anak kami juga mengoptimalkan bekerja sama dengan seluruh pihak. Termasuk di dalam tim itu bagaimana kami selalu berkomunikasi dan bekerja sama dalam pemenuhan hak-hak anak," kata Eri Cahyadi. (antara/jpnn)  


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler