Seperti dilansir VOA, kepulauan Matsu yang terpencil di dekat Taiwan sebentar lagi bakal menjadi salah satu tempat perjudian dunia, layaknya Makau, Singapura dan Filipina.
Perusahaan-perusahaan kasino raksasa di dunia menemukan tempat potensial tersebut di pulau kecil lepas pantai di dekat Taiwan setelah mendapatkan izin pemerintah untuk membangun lokasi perjudian di tempat itu.
Kepulauan Matsu berpenduduk 10 ribu orang dan akan bergabung dengan Makau, Singapura dan Filipina sebagai tempat perjudian (kasino) dunia. Terhitung beberapa perusahaan kasino dari London hingga Las Vegas telah mengincar Taiwan selama tiga tahun untuk mendirikan kawasan perjudian baru bagi pasar Tiongkok yang sangat besar.
Pemerintah pusat Taiwan berdalih, kasino bakal mampu menggiatkan pariwisata lokal, karenanya lampu hijau atas rencana itu diberikan namun harus disetujui penduduk lokal. Dalam referendum hari Sabtu, para pemilih menyetujui perjudian dengan perbedaan suara cukup besar, 57 berbanding 43 persen.
John Bruce, direktur operasi perusahaan konsultan resiko manajemen Hill & Associates, mengatakan pemungutan suara itu akan mengubah lanskap Matsu. Saat ini, pulau-pulau kecil itu sangat tergantung pada perikanan, pangkalan militer dan sedikit pariwisata.
Taiwan sudah berbicara tentang pendirian kasino selama 10 atau 15 tahun. Mereka mengamati seluruh Asia dan melihat keberhasilan Makau yang fenomenal. Juga Singapura yang sangat cepat menghasilkan uang dan daerah-daerah lain, seperti Kamboja, Laos, dan Vietnam juga mulai bergerak.
Dengan keputusan di Matsu itu pemerintah Taiwan akan memutuskan berapa banyak izin kasino yang akan dikeluarkan dan berapa besar yang akan dibangun. Para pejabat tidak mengungkapkan rencana khusus sebelum pemungutan suara itu tetapi diperkirakan hanya akan memberi satu atau dua izin kasino.
Sementara itu kelompok advokasi anti-kasino berkampanye selama seminggu belakangan untuk menolak proyek kasino itu dengan menyatakan kasino akan merusak pulau-pulau tersebut karena akan membawa unsur-unsur penjahat ke pulau-pulau yang penduduknya hidup sederhana. Referendum serupa digagalkan tiga tahun lalu oleh kelompok penduduk yang lebih besar di pulau dekat Taiwan.
Penduduk pulau Penghu merasa tidak nyaman terhadap ancaman kejahatan, meskipun dibujuk dengan tersedianya lapangan kerja bagi mereka. Pulau Penghu diperbolehkan untuk melakukan referendum lagi awal bulan September, dan hasil pemungutan suara di pulau Matsu dapat mendorong upaya baru itu. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cuaca Panas Ekstrim Landa AS
Redaktur : Tim Redaksi