jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan alasan pihaknya meresmikan patung Presiden Pertama RI Soekarno atau Bung Karno sedang menunggangi kuda, di kantor Kemenhan Jakarta, Minggu (6/6).
Eks Danjen Kopassus itu mengatakan, peresmian patung ialah cara Indonesia menghormati dan mengenang jasa-jasa pendahulu.
BACA JUGA: Peresmian Patung Bung Karno di Kemenhan, Begini Pidato Prabowo di Depan Megawati
Sebab, katanya, bangsa yang besar selalu menghormati jasa para pahlawan.
Menurut dia, Bung Karno banyak memiliki jasa bagi Indonesia. Satu di antaranya, Proklamator RI itu mewariskan ideologi bangsa yaitu Pancasila.
BACA JUGA: Survei Capres 2024: Prabowo Mengungguli Ganjar, Anies, AHY dan Sandiaga Uno
"Oleh karena itu sepantasnya sebagai generasi penerus untuk selalu mengenang jasa-jasa beliau," kata Prabowo saat menyampaikan sambutan di acara peresmian patung Bung Karno.
Menurut Ketum Gerindra tersebut, peresmian patung bukan upaya memuja seorang individu secara berlebih-lebihan.
BACA JUGA: Penjelasan Prabowo Usai Rapat soal Alutsista di DPR, Ada Kata Mendesak
Namun, peresmian ialah cara generasi penerus mengingat nilai kebangsaan yang diwariskan pendahulu.
"Sebagai generasi penerus harus selalu mengenang jasa-jasa beliau, ini bukan dari bagian kultus individu. Ini bukan memuja masa lalu, tetapi ini pewarisan nilai-nilai kebangsaan," kata Prabowo.
Dia juga menceritakan kisah di balik patung pria kelahiran 6 Juni 1901 itu sedang menunggang kuda.
Patung Bung Karno yang diresmikan itu merekam kejadian Proklamator RI ketika menjadi inspektur upacara pada Hari Angkatan Perang pertama Indonesia 5 Oktober 1946.
"Waktu itu sebagai inspektur upacara, sebagaimana tradisi waktu itu, para pemimpin tentara meminta kesediaan beliau untuk menjadi inspektur upacara di atas kuda," kata Prabowo.
Dia mengatakan bahwa Bung Karno pada dasarnya tidak pernah menunggangi kuda. Namun, pria kelahiran 6 Juni 1901 itu sadar perannya sebagai Panglima Tertinggi di Indonesia.
Bung Karno, kata Prabowo, merasa perlu menunggangi kuda saat memimpin upacara militer. Pria kelahiran Surabaya itu lantas berlatih menunggangi kuda sehingga bisa menjadi inspektur upacara pada Hari Angkatan Perang pertama.
"Oleh karena itu Kementerian Pertahanan merasa bangga membuat patung Panglima Tertinggi pertama di atas kuda," ujarnya. (ast/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan