jpnn.com, JAKARTA - Politisi Partai Gerindra Andre Rosiade meradang atas digelarnya diskusi di Sekretariat Indonesia Corruption Watch (ICW), Kalibata, Jakarta Selatan, bertema “Jangan Lupakan Korupsi Soeharto”, Kamis (6/12).
Andre menilai, diskusi yang menghadirkan sejumlah narasumber yakni sejarawan Bonnie Triyana, akademisi Abdul Fickar Hadjar, Direktur Amnesti Internasional Indonesia Usman Hamid, dan Peneliti ICW Emerson Yuntho, itu sangat tendensius dan menyudutkan pemerintahan di zaman Orde Baru.
BACA JUGA: Tepis Basarah, Sudirman Sebut Korupsi Kini Lebih Luar Biasa
“Karena kan kita cari solusi penyelesaian korupsi. Bukan menghakimi seseorang,” kata Andre dalam keterangannya, Kamis (6/12).
Mestinya, lanjut Andre, sebagai lembaga yang netral, ICW membahas masalah korupsi secara menyeluruh, dalam spektrum yang luas.
BACA JUGA: PSI Sebut Soeharto Simbol KKN
“Terserah mau bikin apa, tapi kan di semua zaman ada korupsi. Itu yang harusnya dibahas,” beber Andre. Menurutnya, dari zaman Belanda di Indonesia, perilaku koruptif sudah terlihat. Sehingga kasus-kasus korupsi memang terjadi dari satu rezim ke rezim lain. Namun yang perlu perhatian lebih menurutnya zaman reformasi usai Soeharto turun.
Alasannya, kata dia, reformasi menawarkan jawaban atas sistem tata negara yang lebih baik dari Orde Baru. Namun kenyataannya, kasus korupsi masih marak terjadi. Sehingga pembahasan mengenai hal ini nampak lebih relevan. “Kenapa reformasi yang katanya jadi pembaharuan, tapi kok masih ada korupsi,” sebut Andre.
BACA JUGA: Siap Bongkar Borok Keluarga Cendana Jika Basarah Dipolisikan
Lebih lanjut dia mengatakan, ICW mestinya bisa menjadi pemberi solusi. Artinya, kasus korupsi yang dibahas harus menyeluruh dan tak parsial. Sehingga betul-betul jawaban yang diberikan pada masyarakat. “Jadi jangan satu rezim saja gitu,” tandas Andre.
Sementara, Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustadz Haikal Hassan Baras menilai diskusi itu tidak bermutu. Bahkan, dia menilai diskusi sengaja hendak menjatuhkan Partai Berkarya yang diinisiasi keluarga Cendana. Ia menegaskan, justru korupsi besar-besaran terjadi pada zaman sekarang.
Seharusnya, lanjut Haikal, ICW fokus dalam membahas korupsi sejak zaman Megawati hingga Presiden Joko Widodo yang saat ini menjabat. Di antaranya kasus kapal tanker Pertamina, BLBI dan Bank Century.
Dia curiga diskusi sengaja untuk menyerang Partai Berkarya. “Dia takut Partai Berkarya besar. Kenapa? Karena potensinya luar biasa. Saya keliling daerah, orang pada simpati dengan Partai Berkarya. Partai Berkarya diidentikkan dengan anak-anaknya Pak Harto,” ujarnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bantah Soeharto Guru Korupsi, Fadli Zon Sanjung Orde Baru
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad