Respons Fahri Hamzah Terkait Sikap Presiden Soal Kilang Minyak dan Impor

Senin, 23 Desember 2019 – 23:22 WIB
Fahri Hamzah. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah bikin kultwit soal sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang belakangan kerap mengeluhkan besarnya angka impor minyak dan gas bumi (Migas) dalam berbagai kesempatan.

Lewat akun twitter-nya @Fahrihamzah, mantan wakil ketua DPR itu memberikan penilaian terhadap pernyataan-pernyataan Presiden ketujuh RI tersebut terkait impor.

"Banyak yang dikatakan presiden menjelaskan kepada kita bahwa ia punya jarak dengan realitas...berkali ia menunjukkan ketidakmengertianya pada besarnya Import, kilang minyak yg tak jadi2, kelambanan birokrasi dll...bagaimana seharusnya agar beliau tau apa yg sebetulnya terjadi?" tulis Fahri pada Senin malam (23/12).

Politikus asal Nusa Tenggara Barat itu juga menulis bahwa pernyataan presiden soal kelambanan-kelambanan dan kenapa berulang-ulang suatu perkara harusnya menjadi debat besar di tengah masyarakat khususnya para pembantu terdekatnya.

"Tetapi, omelan presiden dianggap angin lalu. Atau tunjuk hidung masa lalu sebagai biang masalah. Masa lalunya siapa?" tulisnya mempertanyakan.

Pada cuitan berikutnya, dia menyinggung soal bagaimana nasib rakyat yang tak punya banyak pilihan. Masyarakat harus menerima fakta bahwa unsur trial and error dalam pemerintahan juga terjadi. Pemberantasan korupsi coba-coba dan tidak selesai-selesai. Demikian pula yang lain, khususnya kesejahteraan rakyat yang tertunda, keadilan yang tak juga tiba.

"Di negara ini aman untuk mengatakan, “saya tidak menyalahkan”. Padahal ada yang salah dong. Masak presiden setelah 5 tahun instruksinya gak jalan2 dianggap biasa2 saja. Masak presiden komplain dan tak satupun nampak pejabat tergopoh-gopoh? Bagaimana dengan keluhan rakyat?" katanya lewat cuitan berikutnya.

Mantan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu lantas menjustifikasi bahwa ada yang salah ketika seorang presiden sampai mengeluh di depan rakyatnya.

"Pasti ada yang salah dong kalau presiden sampai mengeluh di depan rakyatnya sendiri, maka apakah yang salah itu? Mari kita tanyakan kepada rumput yang bergoyang," tulis Fahri disertai emoticon tertawa.

Presiden Jokowi memang menumpahkan kejengkelannya soal pembangunan kilang minyak yang selama 34 tahun tidak pernah terealisasi. Terlebih pada periode pertamanya yang lalu, suami Iriana itu hanya mendengar janji-janji dari para pembantunya.

Kekesalan Presiden ketujuh RI ini tampak ketika memberikan sambutan saat Peresmian Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, Istana Negara, Senin (16/12) lalu.

Jokowi mengatakan, kalau negara ini bisa membangun kilang minyak, maka industri turunannya akan banyak sekali. Impor petrokimia yang angkanya mencapai ratusan triliun juga tidak diperlukan lagi.

"Impor petrokimia ini gede sekali. Rp323 triluliun ‎impor kita petrokimia, tiap hari jengkel kaya apa. Coba, triliun ya bukan miliar," ucap Jokowi.

Hal ini menurutnya harus menjadi prioritas jajarannya di sektor energi. Sebab, perintah untuk membangun kilang minyak sudah dia sampaikan kepada jajaran menteri kabinet di awal periode pertamanya.

"Sebetulnya saat pelantikan, habis pelantikan yang (periode) pertama, saya minta kilang ini segera dibangun. Tapi sampai detik ini dari lima (kilang) yang ingin kita kerjakan satu pun enggak ada yang berjalan, satu pun," tegas Jokowi.

Untuk itu di periode keduanya ini, pembangunan kilang ini dinantikannya. Jokowi mengaku sudah meminta Kapolri, Jaksa Agung hingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) supaya ikut mengawal sampai rampung.

"Pekerjaan besar ini harus rampung. Janji-janji, dua tahun lagi, tiga tahun lagi. Enggak selesai satu persen pun. Ini ada yang memang menghendaki kita impor terus," tukas mantan gubernur DKI Jakarta ini.(fat/jpnn)

BACA JUGA: Jika Kilang Minyak Diledakkan Musuh, Istana Presiden Tetap Aman


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler