Respons Jokowi Sikapi Tuduhan Antek Asing dan Gemar Berutang

Sabtu, 07 April 2018 – 21:42 WIB
Presiden Joko Widodo. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, BOGOR - Presiden Joko Widodo merespons tudingan yang menyebutnya antek asing. Tokoh yang karib disapa dengan panggilan Jokowi itu menuding balik pihak yang menuduhnya antek asing adalah kepompok yang berupaya melemahkan soliditas bangsa Indonesia.

"Banyak yang ingin melemahkan bangsa kita dengan cara-cara yang tidak beradab. Ngomongin isu antek asing, tuding-tuding ke saya. Jokowi itu antek asing," ujar Jokowi saat berpidato di acara Konvensi Nasional Galang Kemajuan 2018 di Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (7/4).
 
Presiden Ketujuh RI itu mengaku dituduh sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Faktanya, PKI sudah sejak 1965 dibubarkan atau saat mantan wali kota Surakarta itu masih berusia empat tahunan.

BACA JUGA: Tagar #2019GantiPresiden Beredar, Begini Respons Golkar

"Ada gambar di medsos seperti ini. Ini waktu DN Aidit pidato tahun 1955. Saya belum lahir sudah (disebut) jejer sama D.N. Aidit. Ini isu apa-apaan. Tidak beradab seperti itu," tuturnya sambil menunjukkan meme yang menyebut mantan gubernur DKI itu anggota PKI.

Jokowi juga menyinggung soal tudingan yang menyebutnya rezim utang. Menurutnya, ada pihak tertentu yang melakukan provokasi dengan gembar-gembor soal utang pemerintah yang mencapai Rp 4.000 triliun tanpa disertai rincian memadai.

BACA JUGA: Jokowi Ajak Umat Hindu Bersiap Hadapi Tantangan Global

Jokowi menganggap isu itu memunculkan kesan pemerintahannya suka beritang. Padahal, kata Jokowi, dia ketika dilantik menjadi presiden pada 2014 langsung mewarisi utang sebesar Rp 2.700 triliun.

Sedangkan untuk bunga utang saja mencapai Rp 250 triliun per tahun. “Kalau empat tahun sudah tambah Rp 1.000 triliun. Mengerti gak ini? Supaya mengerti, jangan dipikir saya utang sebesar itu," ujarnya memerinci.

BACA JUGA: Bu Susi Punya Kans Jadi Cawapres Jokowi, Asalkan

Meski demikian, Jokowi enggan menggubris tudingan-tudingan miring itu. Sebab, baginya yang terpenting saat ini adalah tetap bekerja untuk kepentingan bangsa dan negara.

"Sekarang ini masyarakat juga makin matang, makin dewasa. Semakin mengerti mana yang isu, fitnah, hoaks, kabar bohong. Sudah mengerti semuanya," tandasnya.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bamsoet Ajak Kader Golkar Perjuangkan Airlangga Jadi RI 2


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler