Respons Megawati soal Politikus Sontoloyo versi Jokowi

Senin, 29 Oktober 2018 – 22:33 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri usai menghadiri pemberian gelar doktor kehormatan (DrHC) dari Universitas Negeri Padang untuk Anwar Ibrahim di Padang, Senin (29/10). Foto: publicist PDIP for JPNN

jpnn.com, PADANG - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri membela Presiden Joko Widodo yang menjadi sasaran kritik karena melontarkan pernyataan tentang politikus sontoloyo. Menurutnya, perbedaan politik tidak perlu diikuti caci maki yang membuat pihak lain berang.

Megawati menyatakan, tujuan politik adalah demi kemaslahatan rakyat. “Kalau ada perbedaan, kita tidak perlu harus ikut mencaci maki dan sebagainya," katanya kepada wartawan di Universitas Negeri Padang (UNP), Senin (29/10) usai menghadiri penganugerahan gelar doktor kehormatan (DrHC) untuk Dato’ Seri Anwar Ibrahim.

BACA JUGA: Testimoni Megawati tentang Kiprah Politik Anwar Ibrahim

Presiden Kelima RI itu menuturkan, dalam sebuah negara terdapat tata kelola pemerintah yang telah ditetapkan. Karena itu ketika ada kritik terhadap kebijakan pemerintah, katanya, hendaknya disampaikan dalam forum resmi seperti melalui DPR.

Namun, kata Megawati, sejauh ini justru kritik sering dilontarkan di luar mekanisme. Akibatnya, perbedaan pendapat terkesan menjadi ajang pertempuran yang tidak sehat.

BACA JUGA: Respons Presiden Jokowi soal Insiden Lion Air JT 610

"Padahal kita ini satu bangsa satu negara. Dan siapakah yang akan terkena dampaknya di kemudian hari? Itu sebenarnya rakyat. Apakah kita selalu akan mempermainkan mereka (rakyat, red)?" tegasnya.

Oleh karena itu Megawati meminta para politikus lebih bijak dalam menyikapi perbedaan. "Mari perbedaan itu kita kelola dengan lebih aktif, tetapi sifatnya positif," pungkas Megawati.

BACA JUGA: Ketelatenan Megawati Ladeni Permintaan Selfie, Nih Fotonya

Sebelumnya Presiden Jokowi mengeluhkan para politikus yang melakukan adu domba dan mengumbar kebencian bernuansa suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Menurutnya, para politikus harusnya bersaing dalam adu program, gagasan, ide, prestasi dan rekam jejak.

“Kalau masih memakai cara lama, politik kebencian, SARA, adu domba itu namanya politik sontoloyo,” katanya.(sat/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Amran Dampingi Jokowi Lepas Kirab Santri di Sidoarjo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler