Respons Orang Tua Siswa Soal Rencana Pembelajaran Tatap Muka untuk Zona Hijau

Rabu, 17 Juni 2020 – 20:03 WIB
Siswa sedang belajar daring. Ilustrasi Foto: Humas Sekolah Kharisma Bangsa

jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah orang tua siswa menyarankan agar pembelajaran tahun ajaran 2020/2021 di zona hijau tetap dilakukan secara daring di tengah pandemi COVID-19. Mereka beralasan, karena masih ada kemungkinan risiko penularan dari murid yang berasal dari zona lainnya.

"Artinya kalau Kemendikbud mau membuka zona hijau itu kembali belajar tatap muka, itu masih juga membawa risiko. Risikonya adalah karena tidak semua peserta didik itu berasal dari zona hijau tersebut," kata Bambang, salah satu wali murid asal Jakarta Selatan, ketika dihubung ANTARA Jakarta, Rabu.

BACA JUGA: Update Corona 17 Juni: Penambahan Pasien Sembuh Kurang Menggembirakan

Ia mengatakan ketentuan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang memungkinkan siswa bersekolah di luar zona tempat tinggalnya dengan melalui jalur prestasi memungkinkan risiko penularan jika suatu zona yang dianggap telah aman dari COVID-19 akan melanjutkan pembelajaran secara tatap muka.

"Karena ada jalur prestasinya. Jadi masih banyak yang lintas wilayah gitu, lintas kecamatan, lintas kelurahan," katanya.

BACA JUGA: Update Corona 17 Juni: Jawa Timur Tak Kunjung Membaik

Sebagai orang tua wali murid, dirinya masih merasa khawatir jika proses belajar mengajar dilakukan secara tatap muka di tengah pandemi COVID-19 yang masih terus berlangsung.

Selain itu, pembelajaran secara daring juga menurut dia masih bisa berjalan efektif jika didukung oleh sarana belajar yang memadai.

BACA JUGA: Update Corona 17 Juni: Berkurang Satu

"Untuk memenuhi kebutuhan sarana itu kita bisa menggunakan dana BOS. Jadi dana BOS bisa digunakan untuk membantu siswa dan guru beli kuota internet. Jadi (masalah) itu bisa teratasi," ujarnya.

Senada dengan Bambang, Astuti, orang tua siswa asal Jawa Tengah, juga menyarankan agar pembelajaran tahun ajaran baru dilakukan secara daring karena masih banyak warga yang mengabaikan protokol kesehatan.

"Jangankan anak-anak, orang dewasa saja masih banyak yang tidak menaati protokol kesehatan untuk pakai masker, jaga jarak dan perilaku hidup bersih lainnya," kata dia.

Selain itu, ia juga menganggap bahwa penularan penyakit COVID-19 masih dapat terjadi meski suatu masyarakat berada di zona yang dianggap masih aman dari wabah itu.

"Pergerakan masyarakat saat ini sudah sangat sulit dikendalikan. Jadi orang-orang di zona hijau juga masih mungkin tertular COVID-19," katanya.

Sementara itu, wali murid asal Bekasi, Jawa Barat, Prihartono, juga sepakat agar proses belajar mengajar secara tatap muka sebaiknya dilakukan ketika wabah COVID-19 sudah dapat dikendalikan.

Pasalnya, saat anak-anak kemungkinan tertular virus SARS-CoV-2, penyebab wabah COVID-19, mereka cenderung tidak menunjukkan gejala, sehingga guru menganggap proses belajar mengajar dapat dilanjutkan, sementara penularan terus berlangsung selama proses tersebut.

Ia khawatir jika pembelajaran secara tatap muka tetap dilakukan, hal itu akan memicu terbentuknya klaster penularan baru di lingkungan yang sebelumnya dianggap aman. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fajar W Hermawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler