Respons Policy Center ILUNI UI Terhadap Dua Paket Kebijakan Penanganan Wabah Corona

Jumat, 10 April 2020 – 01:05 WIB
Policy Center Iluni UI menyelenggarakan diskusi dengan judul What is to be done, Dilema Masyarakat dalam menangani wabah Covid-19 pada Rabu (8/4). Foto: ILUNI UI

jpnn.com, JAKARTA - Policy Center Iluni UI merespons dua paket kebijakan dari aspek sosial telah diambil pemerintah sebagai langkah mengatasi penyebaran wabah Covid-19, yakni Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Hal ini membuat pemerintah dihadapkan pada beberapa hal dalam tataran praksis, di antaranya inisiatif pemerintah daerah yang melakukan lockdown lokal, praktik berkumpul masyarakat yang masih terjadi serta potensi arus mudik dari episentrum pandemik ke wilayah-wilayah nonpandemik, dan penataan sirkulasi informasi yang beredar di masyarakat.

BACA JUGA: Gandeng TNI AD, ILUNI UI Siap Terjunkan Tenaga Medis Atasi Pandemik Corona

Policy Center Iluni UI menyelenggarakan diskusi dengan judul What is to be done, Dilema Masyarakat dalam menangani wabah Covid-19 pada Rabu (8/4).

Dalam diskusi tersebut Ketua policy Center Iluni UI Mohammad Jibriel Avessina menegaskan dua hal. Pertama, untuk kepentingan bersama pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan yang tegas dalam melarang orang untuk berkumpul bersama baik untuk tujuan ibadah maupun lainnya maupun larangan untuk melakukan kegiatan mudik, bukan hanya pembatasan saja.

BACA JUGA: MAKI Gugat Pasal 27 Perppu Corona

Kedua, Jibriel mendorong pemerintah menyiapkan desain kontruksi sosial inisiatif berbasis komunitas untuk berkembang, terarah sebagai pertahanan bersama dalam menghadapi perang melawan Corona.

Dalam sisi lain, Jibriel menegaskan solidaritas-solidaritas sosial yang saat ini mulai bermunculan di masyarakat perlu terarah sehingga dapat terorganisir dengan baik.

BACA JUGA: Virus Corona dan Panggilan Bergotong Royong

Dicky Pelupessy, Dosen psikologi UI dan pakar kebencanaan mendorong keterbukaan informasi publik, khususnya keterbukaan informasi data perjalanan pasien, juga informasi data pasien dalam batasan tertentu.

Dicky mendorong pemerintah untuk mendapatkan contoh dari model penanganan korea selatan dan singapura yang mengedepankan prinsip Quick and Track dalam menangani bencana CoVid-19.

Kedua, Dicky menegaskan perlu ada solidaritas bersama yang terbentuk untuk melindungi masyarakat berpenghasilan rendah,sehingga masyarakat dapat bersama sama menanggulangi wabah covid 19.

Dalam tataran holistik Dicky menyebutkan perlu ada praktik yang sinergis antara kebijakan pemerintah, anjuran untuk masyarakat, dan tindakan yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah dalam satu alur yang selaras.

Dalam konteks yang bersamaan Doktor Ichsan Malik menegaskan bahwa ada tiga hal yang penting dalam menghadapi wabah covid 19 yakni kesiapan setting Skenario penyelesaian, Aktor dan Panggung. Pemerintah telah memilih skenario pembatasan sosial berskala besar (PSBB), tetapi masih belum terlihat pilihan "panggungnya" maupun pilihan  aktor yang muncul secara kuat dalam mekanisme menghadapi covid-19.

Lebih lanjut, Doktor Ichsan menuturkan dalam skema intervensi sosial menghadapi covid 19  baru kebijakan yang sudah muncul, intervensi dalam pendidikan dan komunikasi di masyarakat, intervensi peningkatan kualitas ekonomi dan penataan lingkungan dalam masyarakat maupun intervensi dalam bentuk pengorganisasian dan pengaktifan jaringan sosial di masyarakat belum dilakukan secara optimal.

Di tempat terpisah, Herzaky Mahendra Putra, salah satu Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia, mengapresiasi niat baik pemerintah dalam mencegah dan menangani meluasnya covid-19. Ada perbaikan dari waktu ke waktu yang dilakukan oleh pemerintah, dalam konteks strategi, kebijakan, komunikasi, maupun implementasinya.

Hanya saja, publik menunggu kebijakan yang lebih substantif, dan bukannya bersifat tentatif semata. Kebijakan yang bisa meyakinkan publik, kalau pemerintah sudah memahami berbagai skenario yang mungkin timbul dan menyiapkan antisipasinya. Kebijakan yang benar-benar diimplementasikan dengan baik, bukan berhenti di tataran kebijakan semata.

Bagaimanapun, sekuat-kuatnya daya tahan masyarakat kita menghadapi pandemi Covid-19 ini, tetap saja langkah-langkah yang ditempuh pemerintah memiliki porsi terbesar dalam memastikan kita dapat melalui situasi krisis ini dengan baik.

Karena itu, kita percaya dan menaruh harapan besar kepada pemerintah, untuk berani memilih langkah terbaik untuk masyarakat, bangsa, dan negara ini, apapun tantangan dan hambatannya.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler