jpnn.com, JAKARTA - Juru bicara PKS Muda Yoandro Edwar meminta Perusahan Listrik Negara (PLN) transparan atas kenaikan tarif listrik yang dialami oleh masyarakat dalam dua bulan belakangan ini.
Terutama, kata dia, PLN berani mengakui jika terdapat kesalahan hitung dan menyebabkan tarif listrik membengkak dari biasanya.
BACA JUGA: Pemerintah Tak Menaikkan Tarif Listrik per Januari 2020, Tetapi...
"Tidak sedikit yang terjadi salah perhitungan penagihan oleh PLN. Adanya skema tagihan dihitung rata-rata dalam tiga bulan terakhir juga menimbulkan permasalahan tersendiri," kata Yoandro dalam keterangan resminya, Rabu (10/6).
Menurut Yoandro, kenaikan tarif tidak seutuhnya karena pemakaian listrik masyarakat yang lebih banyak dari biasanya.
BACA JUGA: Fadli Zon Curhat Tagihan Listrik Ikut Melonjak
Dalam beberapa kasus, kata Yoandro, terdapat rumah kosong yang tagihannya melonjak, padahal penggunaan listrik tidak seberapa.
"Ada juga pemakaian listrik jika dikalikan dengan tarif, hasilnya tidak sama. Tagihannya di atas tarif, atau kasus lainnya yang merugikan konsumen PLN pascabayar ini," ujar dia.
BACA JUGA: Luar Biasa! Warga Sleman Menolak Terima BLT Dana Desa, Begini Alasannya
Menurut Yoandro, sistem informasi online saat ini perlu dikembangkan. Pemakaian listrik langsung terinput dan terhitung secara daring di internet, serta dapat dibaca langsung oleh konsumen diperlukan.
Dengan begitu, tidak muncul lagi keluhan di masyarakat atas kenaikan tarif yang dianggap tidak jelas.
"Saat ini disebagian daerah masih ada petugas khusus yang mencatat pemakaian PLN di suatu tempat baik rumah, kantor atau tempat lainnya, tetapi belum terkomputerisasi langsung, sehingga error ini harus dihilangkan. Momentum pandemik ini harus dijadikan perbaikan ke depan PLN menjadi lebih baik," tutup Yoandro. (mg10/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan