Reza Indragiri Menilai Ulah Irjen Napoleon Bukan Hal Mengejutkan, Kok Bisa?

Kamis, 07 Oktober 2021 – 07:55 WIB
Reza Indragiri Amriel menanggapi perbuatan Irjen Napoleon Bonaparte yang sudah kali membuat surat terbuka. Ilustrasi Foto: Andika Kurniawan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri mengomentari Irjen Napoleon Bonaparte yang telah membuat surat terbuka untuk kedua kalinya.

Dalam surat terbuka yang kedua itu, Napoleon mengatakan bahwa dirinya selama ini mengalah karena terbelenggu seragam.

BACA JUGA: Ferdinand Menduga Inilah Target Irjen Napoleon Bicara soal Akidah, Lumayan Tajam

"Sebenarnya selama ini saya sudah mengalah dalam diam karena terbelenggu seragamku untuk tutup mulut dan menerima nasib apa pun yang mereka tentukan," tulis eks Kadiv Hubinter Polri dalam suratnya, Rabu (6/10).

Soal hal itu, Reza Indragiri mengatakan pembelaan diri dari tersangka kasus pidana sebagaimana yang disampaikan Napoleon melalui suratnya adalah fenomena biasa.

BACA JUGA: Pengamat Ini Punya Analisis Menarik soal Surat Terbuka Kedua Irjen Napoleon

"Pada umumnya, orang yang disangkakan melakukan perbuatan pidana selalu mencari cara agar dia bisa lolos dari jerat hukum," kata Reza kepada JPNN.com, Rabu (6/10).

"Andai hukuman tetap dikenakan pun dia akan berupaya agar hukumannya ringan," sambung Reza.

BACA JUGA: 450 Personel Gabungan Mengepung Jalan Kunti Surabaya, 1 DPO Kaget, Lihat Wajahnya

Reza menjelaskan contoh sejumlah narasi yang kerap dipakai tersangka untuk pembelaan diri.

"Salah satu cara mendemonstrasikan kecenderungan itu adalah dengan melakukan ironi viktimisasi, bahwa 'saya bukan pelaku, 'saya adalah korban' atau 'saya bukan satu-satunya pelaku' atau 'saya melakukannya di bawah tekanan' dan sejenisnya," ujar Reza.

Adapun terdapat empat poin penting yang disampaikan Napoleon dalam surat terbuka keduanya itu, yakni:

1. Hari ini aku berteriak, aku bukan koruptor seperti yang dibilang pengadilan sesat itu.

2. Hari ini aku tunjukkan kepadamu bukti nyata itu, yaitu pengakuan orang yang diperalat untuk menzalamiku demi menutupi aib mereka.

3. Namun, tirani ini memang tak mengenal batas, bahkan telah berani melecehkan akidahku melalui mulut-mulut kotor itu.

4. Ini saatnya untuk bangkit, menyatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah, apapun resikonya.

Surat itu ditandatangani Irjen Napoleon Bonaparte dan dibenarkan oleh kuasa hukumnya. (cr1/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : Soetomo
Reporter : Dean Pahrevi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler