RI Butuh 4,4 Juta Pengusaha

Sabtu, 09 Agustus 2008 – 11:42 WIB
Ciputra, pendiri Ciputra Grup dan Universitas Ciputra Entrepreneur Center, bersama David Olaniyi Oyedepo dari Chancellor Universitas Covenant Nigeria. Foto: Muhammad Ali/JP
JAKARTA - Begawan properti, Ciputra, berharap Indonesia memiliki 4,4 juta pengusaha pada tahun 2025 nantiSaat ini jumlah pengusaha di Indonesia masih sangat sedikit, bahkan jauh tertinggal dibanding negara lain

BACA JUGA: Garuda Siap Tampung Karyawan Merpati

Populasinya hanya sekitar 0,18 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
“Itu sangat kecil sekali
Di Indonesia baru ada 400 ribu (pengusaha), padahal idealnya 4,4 juta (pengusaha)

BACA JUGA: Bank DKI Bagi-bagi Emas

Populasi pengusaha di Singapura 7 persen, Amerika 11,5 persen,” ujar Ciputra di sela pendatanganan MOU (memorandum of understanding) dengan Covenant University Nigeria
Menurut dia, untuk mencapai jumlah pengusaha sebanyak 4,4 juta tersebut membutuhkan waktu 25 tahun.
Meski begitu, pria yang akrab dipanggil Pak Ci ini menilai pendidikan enterpreunership (kewirausahaan) di Indonesia harus dimulai dari sekarang

BACA JUGA: Telkomsel Hemat Roaming Selama Olimpiade

Meski susah, tapi harus dimulai sejak dini jika bangsa Indonesia tidak ingin terus-menerus menajdi bangsa kuli“Saya kasih contoh, bahan baku kopi dari petani dijual USD 1, lalu dibawa ke Amerika dan diedarkan ke Coffee Bean atau Starbuck dengan harga USD 50Petani kita untung USD 1, itupun sudah termasuk eksportirnya, yang USD 49 milik pengusaha,” ungkapnya.
Sistem penddidikan di Indonesia, menurut Pak Ci, hanya terfokus untuk membuat orang mencari pekerjaaan, tetapi bukan menciptakan pekerjaanMisaldi sekolah atau perguruan tinggi hanya diajarkan mengenai bagaimana menanam teh yang baik, dan tidak diajarkan mengenai bagaimana meng-komersialkan teh tersebut“Kita harus ajarkan ke anak-anaka kitaBuat dia senang menjadi pengusahaKalau tidak 25 tahun kedepan kita akan tetap menjadi negara kuli,” lanjutnya.
Dia mengusulkan agar pemerintah menciptkan gerakan nasional kewirausahaanBahkan, kalau perlu satu persen pendapatan negara dialokasikan khusus untuk pengembangan kewirausahaan nasionalMengenai kerjasama pendidikan kewirausahaan dengan Nigeria, Pak Ci mengaku ingin menularkan ilmunya ke negara-negara lain di Asia dan Afrika“Negara berkembang sangat butuh enterpreneurship untuk keluar dari kemiskinan,” tegasnya.
Nigeria, menurut Pak Ci, sangat tertarik mengadopsi konsep yang kewirausahaan untuk mengentaskan kemiskinanNegara yang jumlah penduduknya 199 juta orang tersebut merupakan produsen minyak terbesar kedelapan dunia, akan tetapi pendapatan perkapitanya masih dibawah Indonesia“Mereka ingin Universitas menjadi jalan untuk menyebarkan ilmu aplikatif menjadi enterpreneurYaitu untuk merubah suatu yang tidak bernilai menjadi sangat bernilai,” tegasnya.
Menurut Pak Ci, Nigeria mempunyai potensi mengubah negaranya menjadi lebih makmurMeski luas daratan Nigeria hampir sama dengan Tiongkok, namun jumlah penduduknya hanya 20 persen dibanding negara tirai bambu ituDi kawasan Afrika, lanjut Pak Ci, Nigeria adalah negara yang maju“Potensinya hebat, dia tidak punya utang luar negeriPenduduknya hanya seperempat Afrika, tapi dia menopang 50 persen perekonomian di Afrika,” tukasnya.
Dia mengaku tidak keberatan menularkan ilmu kewirausahaan kepada negara lain, terutama bagi negara-negara yang sedang berkembangSebab tidak banyak negara maju yang bersedia berbagi ilmuSelain menularkan ilmu wirausaha, Pak Ci juga berniat menanamkan investasi di Nigeria“Potensi properti di Nigeria sangat tinggiHarga sewa ruang perkantoran tiga kali lipat dibanding Indonesia, tarif hotelnya lima kali lipat dan harga perumahannya tiga kali lipat,” jelasnya (wir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 140 Merek Dapat Top Brand Award


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler