jpnn.com, KABUL - Saat kunjungan kenegaraan ke Afghanistan, Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan Ketua Dewan Perdamaian Afghanistan Karim Khalili, di Istana Haram Sarai (Wisma Negara), Kabul, Senin (29/1).
Presiden mengawali pembicaraannya dengan menyampaikan rasa duka mendalam atas tragedi yang terjadi di Kabul beberapa waktu belakangan. Kejadian tersebut sampai merenggut setidaknya ratusan jiwa.
BACA JUGA: Dari Bangladesh, Jokowi Bertolak ke Afghanistan
"Saya turut mendoakan agar keluarga dan sahabat yang ditinggal diberi ketabahan. Kekejian ini tidak akan melunturkan semangat kita. Namun, hanya akan semakin memperkuat keinginan untuk menciptakan perdamaian," ucap Jokowi, sapaan Presiden.
Dirinya juga berterima kasih atas kunjungan yang dilakukan oleh Ketua Dewan Perdamaian Afghanistan beserta delegasi ke Jakarta beberapa waktu lalu. Melalui kunjungan balasan tersebut, Jokowi hendak meneguhkan komitmen Indonesia dalam membantu upaya perdamaian di Afghanistan.
BACA JUGA: DPD: RI - Malaysia Terus Meningkatkan Kesejahteraan Nelayan
"Kunjungan ke Kabul akan saya gunakan untuk meneguhkan komitmen Indonesia membantu peace building di Afghanistan sebagaimana diminta oleh Presiden Afghanistan," katanya.
Kunjungan tersebut benar-benar dimanfaatkan oleh mantan gubernur DKI Jakarta untuk melakukan pembicaraan yang lebih detail mengenai langkah yang akan diambil ke depan, termasuk rencana penyelenggaraan pertemuan ulama Internasional.
BACA JUGA: Dari Sri Lanka, Jokowi Bertolak ke India
Presiden juga menyarankan kiranya proses perdamaian bersifat inklusif. Tindak lanjut dari pertemuan ini akan segera ditindaklanjuti di Jakarta.
"Indonesia siap menjadi tuan rumah. Saran saya, pertemuan bersifat inklusif,” ujar Presiden.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia - AS Dorong Kerja Sama Bidang Teknologi Alutsista
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam