JAKARTA - Pemerintah telah mendapatkan semua komitmen pinjaman siaga untuk menghadapi gejolak pasar keuangan dunia. Setelah mendapatkan komitmen dari Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB), dan Australia, komitmen pinjaman siaga telah didapat dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC).
"Sekarang sudah diketahui angkanya USD 5 miliar," kata Menkeu Agus Martowardojo di Jakarta kemarin. Bank Dunia memberikan komitmen USD 2 miliar. Sedangkan ADB USD 500 juta, Australia USD 1 miliar, dan JBIC menggenapi sebesar USD 1,5 miliar.
Menkeu mengatakan pinjaman siaga tersebut tidak digunakan untuk menambah defisit APBN. Pinjaman siaga hanya akan ditarik jika pemerintah tidak bisa mendapatkan pendanaan murah dari pasar modal. "Tidak menambah utang. (Pinjaman siaga) itu justru menunjukkan Indonesia mengelola fiskalnya secara hati-hati," kata Agus.
Defisit APBN tahun ini diperkirakan mencapai 2,3 persen - 2,4 persen dari PDB. "Tetapi kalau seandainya kita lakukan ekstra effort, kita bisa menjaga di 2,3 persen. Jadi tidak membuat suatu yang lemah. Kita tetap kuat," kata Agus.
Akibat harga minyak yang masih tinggi, anggaran negara akan terus tertekan hingga pengujung tahun. Sehingga, defisit APBN Perubahan 2012 akan menembus Rp 190,8 triliun atau 2,3 persen dari PDB.
Subsidi BBM hingga paro pertama tahun ini mencapai Rp 88,9 triliun atau 64,7 persen dari APBNP sebesar Rp 137,4 triliun. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, subsidi BBM baru mencapai Rp 41,6 trilliun atau 32 persen dari APBNP 2011 sebesar Rp 129,7 triliun.
Membengkaknya subdidi BBM terutama disebabkan realisasi harga minyak mentah Indonesia (ICP) hingga semester pertama tahun ini yang mencapai USD 118,0 per barel. Realisasi harga ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata di masa yang sama tahun lalu sebesar USD 111 per barel. Tingginya subsidi juga dipengaruhi pelemahan kurs rupiah menjadi Rp 9.203 per USD, dibandingkan Rp 8.747 per USD pada periode yang sama tahun lalu.
Subsidi BBM pada semester kedua tahun ini diperkirakan akan mencapai Rp 127,9 triliun. Sehingga sepanjang tahun ini, subsidi BBM diperkirakan akan mencapai Rp 216,8 triliun atau 57,8 persen di atas target APBN. Harga ICP rata-rata sepanjang tahun akan mencapai USD 110 per barel dan kurs rupiah rata-rata pada level Rp 9.250 per USD. (sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Kelapa dan Kopra Anjlok
Redaktur : Tim Redaksi