JAKARTA - Ketua Komisi IX DPR, Ribka Tjiptaning, menyatakan dirinya tidak takut dipecat dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) lantaran kritikannya terhadap para dokter yang dia anggap melanggar sumpah dan janji dokter.
"Kalau IDI akan begini-begini terus, aku tidak masalah dikeluarkan dari IDI," kata Ribka Tjiptaning, menjawab pertanyaan wartawan di gedung DPR, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (19/3).
Tapi sebagai warga negara, ujar perempuan yang juga dokter itu, dirinya punya hak untuk mendirikan organisasi sejenis yang dijamin jauh lebih baik dibanding IDI yang sekarang.
"Kalau memang IDI tidak lagi bisa dikritisi dan diperbaiki, silakan saja keluarkan saya dari keanggotaan IDI. Silakan," ujar politisi PDI Perjuangan itu.
"Tapi, sebagai warga negara saya punya hak untuk membuat organisasi dokter lainnya minimal untuk mengakomodasi para dokter yang masih komit dengan sumpah dan janjinya sebagai dokter serta memperhatikan para dokter yang bertugas di daerah-daerah pedalaman," tegas Ribka.
Mestinya kata Ribka, kritikan demi kritikan masyarakat terhadap para dokter yang bernaung di bawah IDI disikapi sebagai masukan untuk memperbaiki performa dokter dan lembaganya seiring dengan tuntutan undang-undang kesehatan. Dia menilai, IDI malah kebakaran jenggot saat dikritik.
"Kalau perlu kita bikin saja IDI tandingan untuk taat pada undang-undang dan tidak kongkalingkong dengan perusahaan obat serta tidak membebani para dokter untuk membiayai organisasi," tegasnya. (fas/jpnn)
"Kalau IDI akan begini-begini terus, aku tidak masalah dikeluarkan dari IDI," kata Ribka Tjiptaning, menjawab pertanyaan wartawan di gedung DPR, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (19/3).
Tapi sebagai warga negara, ujar perempuan yang juga dokter itu, dirinya punya hak untuk mendirikan organisasi sejenis yang dijamin jauh lebih baik dibanding IDI yang sekarang.
"Kalau memang IDI tidak lagi bisa dikritisi dan diperbaiki, silakan saja keluarkan saya dari keanggotaan IDI. Silakan," ujar politisi PDI Perjuangan itu.
"Tapi, sebagai warga negara saya punya hak untuk membuat organisasi dokter lainnya minimal untuk mengakomodasi para dokter yang masih komit dengan sumpah dan janjinya sebagai dokter serta memperhatikan para dokter yang bertugas di daerah-daerah pedalaman," tegas Ribka.
Mestinya kata Ribka, kritikan demi kritikan masyarakat terhadap para dokter yang bernaung di bawah IDI disikapi sebagai masukan untuk memperbaiki performa dokter dan lembaganya seiring dengan tuntutan undang-undang kesehatan. Dia menilai, IDI malah kebakaran jenggot saat dikritik.
"Kalau perlu kita bikin saja IDI tandingan untuk taat pada undang-undang dan tidak kongkalingkong dengan perusahaan obat serta tidak membebani para dokter untuk membiayai organisasi," tegasnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Guruh Anggap Jokowi Lebih Baik Ketimbang Mega dan Puan
Redaktur : Tim Redaksi