Ribka Tantang Hadirkan Warga Miskin yang Ditolak RS

Selasa, 19 Maret 2013 – 14:22 WIB
JAKARTA - Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning mengatakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam kenyataannya ikut memberatkan beban keuangan anggotanya dengan berbagai kegiatan berbiaya tinggi dan enggan memperhatikan dokter yang menjalankan tugas di daerah terisolir.

"Saya melihat IDI ikut memberatkan keuangan dokter dengan cara menggelar berbagai seminar dan lokakarya dengan biaya yang dibebankan kepada para dokter mencapai Rp 3 juta per peserta untuk satu kali acara. Ini sangat memberatkan para dokter," kata Ribka Tjiptaning, di gedung DPR, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (19/3).

Lokakarya atau seminar berbiaya tinggi tersebut lanjutnya, selalu dikaitkan-kaitkan ID dengan Surat Tanda Registrasi (STR) dan Izin Praktek Dokter.

"Para dokter kalau mau memperpanjang STR dan Izin Praktek syaratnya harus ikut lokakarya atau seminar dan wajib bayar penuh sesuai dengan tarif yang dipasang IDI. Bagaimana soal nasib dokter di daerah-daerah pedalaman, IDI lepas tanggungjawab," ungkap politisi PDI Perjuangan itu.

Perilaku IDI tersebut jelas mendorong persyaratan administratif seperti Izin Praktek dan STR menjadi barang mewah. Untuk memenuhi keinginan IDI tersebut, para dokter tentunya menjadikan pasien sebagai sumber pembiayaan.

"Ini bahaya. Ayo kalau mau klarifikasi aku mau diklarifikasi. Sekalian kita hadirkan juga warga miskin yang tertolak dari rumah sakit," tegas Ribka.

Selain itu, Ribka Tjiptaning juga menyatakan apresiasi tinggi dan positif terhadap para dokter yang masih punya idealisme dan tidak membedakan hakekat kemanusiaan.

"Saya juga tahu memang masih ada para dokter yang punya idealisme kemanusiaan. Saya menaruh hormat dengan rekan-rekan sejawat itu. Tapi tidak bagi para dokter yang mengkhianati sumpahnya," tegas Ribka. (fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Geledah Ruangan Ketua Fraksi Golkar di DPR

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler