Ribuan Ikan Mati di Pangkep

Minggu, 09 November 2014 – 12:51 WIB

jpnn.com - PANGKEP - Ribuan ikan dan biota laut lainnya ditemukan mengapung di sepanjang aliran Sungai Pangkajene, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep, Sabtu siang, 8 November. Kondisinya mati dan bengkak pada bagian perut. Sebagian membusuk.

Pantauan FAJAR, biota yang ditemukan mati itu jenisnya beragam. Mulai dari organisme yang hidup di air laut, air tawar, hingga air payau. Di antaranya ikan kakap, baronang, mujair, bandeng, kepiting, dan udang. Ukurannya juga bervariasi. Mulai dari yang besarnya seukuran ibu jari orang dewasa hingga telapak tangan.

BACA JUGA: Guru Benturkan Mata Murid ke Mikroskop Hingga Berdarah

Kejadian ini menggemparkan warga Kelurahan Jagong dan Tekolabbu yang berada di sekitar aliran sungai. Dugaan-dugaan pun menyeruak. Pasalnya ini adalah kejadian pertama yang terjadi di wilayah muara sungai.

Seorang warga, Najamuddin, mengaku heran melihat banyak ikan yang mengambang. Kejadiannya mulai siang hari. Dia memanggil warga lainnya. Seketika warga beramai-ramai  mengambil ikan-ikan tersebut.
"Kalau saya hanya mau lihat saja. Tidak untuk saya konsumsi. Tetapi tidak tahu mi warga lainnya. Katanya ikan besar yang pingsan mau dimakan," jelasnya.

BACA JUGA: Asyiknya Menikmati Musik Jazz di Kaki Gunung Ijen Banyuwangi

Warga lainnya, Subhan, mengaku tidak melihat tanda-tanda pencemaran juga tidak ditemukan. Kalaupun ada pencemaran, paling dekat dari sungai hanya tempat penjualan bahan bakar minyak.
Subhan menduga, bisa saja akibat pengeboman ikan yang terjadi di tengah laut, karena ada suara ledakan di tengah laut. Sedangkan warga lainnya, Basri, heran dengan perstiwa tersebut.

"Kita tidak tahu apa yang terjadi. Kita tadinya mau makan itu ikan, tetapi takut. Nanti beracun karena sudah busuk dan perutnya bengkak," tuturnya.

BACA JUGA: Direhab, Masjid Ambruk, Satu Luka

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pangkep, Natsir Sulaiman, memperkirakan biota sungai yang mati itu sekira 2.000 ekor. Untuk sementara dia beranggapan bahwa ikan-ikan ini mati akibat memakan plankton beracun.

"Kondisi cuaca saat ini sangat panas. Dengan begitu, plankton-plankton beracun dapat berkembang biak dengan cepat. Saya khawatir, ikan-ikan yang mati ini mati karena memakan plankton tersebut. Apalagi air sungai kan payau karena bermuara ke laut,"  imbuhnya.

Terkait adanya kemungkinan karena limbah, dia pun tak mau langsung berspekulasi. Pasalnya, di sekitar sungai tidak terdapat pabrik. Kematian ikan-ikan ini pun merupakan yang pertama di sungai ini. "Bisa juga ikan-ikan ini mati karena fenomena upwelling (arus balik), sehingga kandungan oksigen di air yang sangat minim," jelas dia.

Dia secara khusus mengimbau agar warga jangan mengkonsumsi ikan maupun udang di sungai tersebut. Pasalnya penyebab matinya ikan belum diketahui. "Kami sudah menyampaikan ke warga agar tidak mengonsumsi ikan yang mati itu," ujar dia.

Dosen Jurusan Budidaya Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, Andriani, mengaku belum dapat memastikan secara pasti penyebab kematian ikan-ikan itu.

Penyebabnya dapat diketahui setelah memeriksa kualitas air di lokasi dan membandingkan dengan kualitas air  di lokasi yang tidak mengalami kematian ikan.

Tak hanya itu, harus diketahui juga apakah dekat dengan wilayah industri atau tambak. Itu bisa saja diduga karena ada beban yang berlebihan dari unsur hara atau ada racun yang masuk dari daratan. Di mana, beban yang berlebihan itu diluar dari batas toleransi dari organisme ikan.

Selain itu, tambah dia, bisa saja karena ada blooming atau ledakan populasi dari organisme plankton. "Nah, plankton yang menjadi makanan organisme ikan. Itu plankton yang blooming bisa saja menjadi beracun," bebernya. (syl-sri-edy)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ridwan Kamil-Oded Realisasikan Janji Rp 100 Juta Per RW


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler