Pantauan INDOPOS (Grup JPNN) di kawasan Kali Baru, Jakarta Utara, kemarin (22/10), banyak sampah tak bertuan. Sampah plastik, sisa industri hingga kerang hijau bertebaran di mana-mana. Tak ada tempat pembuangan sampah di daerah kumuh tersebut. Diperkirakan, sampah-sampah tersebut berusia tahunan tak terjamah. Jika dibiarkan, sampah yang memadat tersebut dapat menjadi sedimentasi dan terus menjorok ke laut.
Yusuf Bachroni, salah seorang warga Jakut, mengatakan, dirinya sangat mengharapkan Jakarta Utara dapat menjadi water front city yang dibanggakan. Kata dia, tak perlu dengan modernisasi, namun dengan penataan yang baik dan rapih. Apalagi, banyak warga asing yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) dating ke Jakut. ’’Dikira semrawutnya pesisir itu adalah Jakarta secara keseluruhan,’’ kata Yusuf kepada INDOPOS, kemarin (22/10).
Adalagi Yoga, anggota Lembaga Masyarakat Kelurahan (LMK) Kalibaru, yang mengaku prihatin dengan kondisi carut-marut di Jakut. Kata dia, perlu ada gerakan yang dilakukan secara masif dan konsisten serta berkelanjutan untuk menangani permasalahan sampah. Menurut Yoga, Pemkot Jakut perlu dibantu untuk menyelesaikan sampah ini.
Selain dengan dukungan personel dan prasarananya, warga pesisir juga harus diedukasi. ’’Artinya, sampah ini bukan hanya maslah estetika tapi masalah kesehatan dan sosial. Peran perusahaan di pesisir juga penting dengan bantuan CSR-nya,’’ kata Yoga. ’’Kami juga usul ada tempat pembuangan sampah sementara di Kalibaru. Yang ada baru di Kalibaru RW 08,’’ imbuhnya.
Lebih lanjut Yoga mengatakan, pada 2007 sampai 2009, pemprov DKI kata dia, pernah menggandeng warga membersihkan pantai dan kali. Ada ratusan warga yang ikut program bersih pantai. Dari mulai Marunda, Cilincing hingga Kapuk Muara, Penjaringan. ’’gram itu kami di target 5 rit satu kapal per hari. Ada 15 kapal. Tiap hari kapal penuh dengan sampah. Hingga sampah di kawasan pantai dan sungai berkurang jauh,’’ bebernya.
Karena itu, dia berharap, program serupa bisa berjalan kembali. Pasalnya, selain membuat pantai dan sungai bersih, juga memberdayakan masyarakat sekitar. ’’Warga yang tidak bekerja, jadi terberdayakan. Sambil bersihkan sampah, mereka juga bergerak roda perekonomiannya,’’ ujarnya.
Sementara itu, Walikota Jakut Bambang Sugiyono, sangat mendukung pantai Jakarta menjadi bersih. Serta benar-benar merepresentatifkan pantai. Pasalnya, saat ini kondisi pantai sepanjang kurang lebih 32 kilometer, nyaris tidak ada pantai berpasir. Belum lagi, kiriman sampah dari dalam Jakarta ke bibir pantai. ’
’Memang kondisi bibir pantai Jakarta, tidak ada pasir pantai. Kami akan mengembangkan hal itu, bekerjasama dengan Ancol. Salah satu tempatnya dimulai dari sana,’’ ujar Bambang.
Bambang menambahkan, pihaknya juga berencana memprogramkan pantai bersih. Pasalnya kata dia, 13 sungai yang melintasi Jakarta, bermuara ke laut. Tidak jarang, ada sampah yang hanyut terbawa. ’’Sampah itu, kalau tidak cepat diangkat, bisa menimbulkan sendimen. Ada sekitar lima muara sungai di Jakarta yang perlu mendapat perhatian serius,’’ jelasnya.
Pihaknya, kata dia, akan senantiasa bersinergi dengan sejumlah pihak. Mengajak mereka ikut peduli kebersihan lingkungan. Mulai dari perusahaan BUMN, swasta hingga masyarakat sekitar pantai. "Semua harus dilibatkan, biar program pantai bersih bisa mudah terwujud," ujarnya.
Direktur Utama PT. Pembangunan Jaya Ancol Budi Karya Sumadi, akhir pekan lalu, juga berkomitmen membuat pantai di Ancol terus menjadi bersih. Saat ini kondisi pantai di Ancol, sudah bagus. Budi mengaku akan terus mempercantik pantai di Ancol. (dai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Car Free Day Bisa Jadi Pesta Rakyat
Redaktur : Tim Redaksi