Ricuh BLSM, Rumah Kades Dibakar

Minggu, 14 Juli 2013 – 22:46 WIB
SUMENEP - Pencairan dana bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) memakan korban. Diduga, lantaran melakukan pemerataan dana bantuan hasil kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) itu, rumah Muhammad Hule, Kepala Desa (Kades) Saur Saibus, Kecamatan/Pulau Sapeken, Sumenep, dibakar warganya Jumat malam (12/7).

Karena peristiwa itu, Hule tertunduk tidak berdaya setelah melihat rumahnya rata dengan tanah setelah dilalap si jago merah. Dia menduga bahwa rumah tersebut sengaja dibakar orang tidak dikenal yang tidak puas dengan sistem pembagian dana BLSM itu.

Rumah Hule dibakar pada Jumat (12/7) sekitar pukul 20.00 waktu setempat. Saat kejadian, dia sedang salat Tarawih di masjid yang agak jauh dari rumahnya. ''Anak saya teriak-teriak dari luar masjid. Saya disuruh cepat pulang karena rumah terbakar,'' jelasnya kemarin (13/7).

Seketika, Hule pun bergegas pulang. Dari kejauhan, terlihat kobaran api yang membakar rumah yang biasa dijadikan tempat menyimpan pakan ternak tersebut. Setelah tiba di rumah itu, Hule tidak bisa berbuat apa-apa untuk memadamkan api. ''Api sudah kadung membara membakar rumah saya,'' ucapnya.

Dia dan sejumlah tetangga pasrah ketika melihat api melumat rumah tempat menyimpan rumput dan jerami kering tersebut. Api perlahan mengecil lalu padam dengan sendirinya setelah rumah itu ambruk serta menjadi arang dan debu.

Peristiwa tragis tersebut membuat Hule mengalami kerugian hingga Rp 10 juta. Dia menyatakan, pembakaran rumah itu berkaitan dengan proses pembagian BLSM.

Sebab, sebelum kejadian, dirinya sempat mengumpulkan 190 orang penerima BLSM. Dalam pertemuan itu, Hule menyampaikan bahwa ada lima puluh orang yang dinyatakan sebagai penerima BLSM tapi kurang berhak menerima bantuan tersebut. Sebab, masih banyak warga lain yang jauh lebih miskin daripada lima puluh orang itu.

Selanjutnya, di hadapan warganya, Hule meminta lima puluh penerima BLSM kurang tepat sasaran itu untuk berbagi dengan warga lain yang jauh lebih miskin. ''Tapi, mereka (50 penerima BLSM kurang tepat sasaran, Red) menolak,'' ucapnya.

Kemudian, pada Jumat petang (12/7), dia diteror melalui SMS (pesan singkat) dari nomor yang tidak dikenal. Isi SMS tersebut adalah ancaman akan membakar rumah jika Hule menjalankan niat untuk menyisihkan BLSM bagi warga yang lebih miskin.

Pembakaran rumah itu langsung dilaporkan ke Polsek Sapeken kemarin pagi. ''Tapi, hingga sekarang, tidak ada polisi yang datang ke lokasi kejadian,'' tuturnya.

Sementara itu, Kabag Ops Polres Sumenep belum bisa dimintai keterangan terkait dengan pembakaran rumah Kedes Saur Saibus tersebut. Saat dihubungi, dia tidak mengangkat telepon pribadinya.

Hule sebenarnya belum dinyatakan sebagai Kades definitif. Sebab, dia hanya pejabat kepala desa sementara. Desa Saur Saibus belum resmi menjadi desa dan masih menjadi desa persiapan yang direncanakan memisahkan diri dari Desa/Kec Sapeken. (hud/amr/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanjung Gusta Terbakar, Sejumlah Lapas Kian Waspada

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler