Rida K Liamsi Baca Tiga Puisi

Meriah, Lomba Baca Puisi Nasional di Anjungan Riau TMII

Senin, 25 Agustus 2008 – 12:45 WIB
Rida K Liamsi saat membaca puisi karyanya di anjungan Riau TMII. Foto: Erisman Yahya/JPNN
JAKARTA - Lomba baca puisi tingkat nasional yang memperebutkan piala penyair asal Riau, Rida K Liamsi berlangsung sukses dan meriahSelain para pesertanya datang dari berbagai pelosok negeri, acara yang ditaja Yayasan Panggung Melayu bekerja sama dengan Yayasan Sagang itu juga dihadiri para penyair kenamaan nasional, seperti Presiden Penyair Indonesia Soetardji Calzoum Bachri, Fakhrunnas MA Jabbar, Husnu Abadi, Tien Marni dan Ketua Dewan Kesenian Riau (DKR) Edi Ahmad RM.
Acara puncak berlangsung Minggu malam (24/8) di Anjungan Riau Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

BACA JUGA: Madonna Tetap Energik di Usia 50 Tahun

Rida sebagai tokoh utama pada acara itu sempat pula membacakan tiga puisinya, masing-masing Aceh Suatu Hari, Sesudah Tsunami, Di Tapak Tuan dan Kelekatu
CEO Riau Pos Group yang juga Dirut PT JPNN itu tampil memukau membacakan sajak-sajaknya.
Menurut Rida, dua puisi pertama yang ia bacakan merupakan bagian dari catatan perjalanan dirinya ke Negeri Serambi Mekkah pasca tsunami

BACA JUGA: Mendoza Bersedia Promosikan Indonesia

Rida mencoba menggambarkan betapa Aceh luluh-lantak dan sangat berbeda dengan Aceh sebelum tsunami yang dilanda konflik bersenjata
Sementara puisi Di Tapak Tuan, Rida menggambarkan betapa masyarakat di sana takut akan gelombang kendati daerah itu sebenarnya tidak terkena bencana tsunami

BACA JUGA: Digelar, Dewi-dewi Keroncong Indonesia 2008

Namun, bencana tsunami yang menewaskan ribuan jiwa itu telah menjadi momok yang sangat menakutkan bagi masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam.
Puisi terakhir, Kelekatu, aku Rida, akan menjadi kumpulan puisinya yang kedua setelah sebelumnya sukses meluncurkan kumpulan puisi yang pertama yakni TempulingKumpulan puisi yang kedua ini, ungkap Rida, akan diberi judul Perjalanan KelekatuPuisi ini seperti ingin menyindir orang-orang yang tidak punya pendirian, layaknya kelekatu di mana ada lampu atau penerangan ke sanalah kelekatu terbangKata Rida, orang yang berpendirian dan bersikap seperti kelekatu pada akhirnya dicuaikan dan tidak dihargai orang.
Presiden penyair Indonesia Soetardji juga sempat menyumbangkan dua puisinya, yakni Jangan dan Tak InginMeski mengaku kurang fit, namun Tardji tetap tampil memukau dan seakan mampu menyihir para hadirinBegitu juga dengan Fakhrunnas, Edi Ahmad RM, Tien Marni dan Husnu Abadi, mereka berusaha menggugah kesadaran masyarakat lewat kata-kata yang mengalir melalui puisi.
Sementara para peserta lomba yang berhasil meraih juara dan berhak membawa pulang sejumlah uang serta piala Rida K Liamsi, yakni Novi Arisa (juara satu), Prayitno Jati (juara dua), Ramon Damora (juara tiga), Rini Styani (juara harapan satu), Selvi Mardiani (juara harapan dua) dan Yona Apollona Elvi P (juara harapan tiga).
Menurut Ketua Pelaksana yang sekaligus Ketua Umum Yayasan Panggung Melayu Asrizal Nur, peserta lomba berjumlah 125 orang dari 20 provinsi di IndonesiaPeserta termuda berumur 15 tahun dari Jakarta dan tertua 66 tahun dari Bangka BelitungSelain berhak mendapatkan uang dan piala, juara satu dan dua, kata Asrizal akan diundang ke Riau pada acara Anugerah Sagang yang biasa setiap tahun digelar Yayasan Sagang.
Dalam sambutannya, Asrizal juga menegaskan bahwa event ini tidak saja untuk menggairahkan dunia sastra di Indonesia, tapi juga untuk mengangkat dan memperkenalkan para penyair-penyair kenamaan Riau di tingkat nasionalPenyair seperti Rida K Liamsi, sebut Asrizal, sudah tidak asing lagi bagi dunia kepenyairan di tanah air"Setiap daerah berhak mengangkat nama-nama penyairnya ke tingkat nasional." sebutnya.
Dalam pada itu, Ketua Yayasan Sagang Kazzaini KS yang juga hadir, dalam sambutannya berharap kerja sama seperti ini dapat berlanjut demi menghidupkan dunia sastra di tanah airKazzaini mengatakan bahwa Yayasan Sagang yang ia pimpin akan terus berkhidmat untuk kemajuan sastra di Indonesia.
Di sisi lain, Maman S Mahayana yang sempat menyampaikan orasi budayanya menyebut bahwa selama ini budaya Melayu sempat terpinggirkan dan termarginalkanPadahal, masyarakat Melayu sangat apresiatif dengan seni dan budaya serta tentu juga sastra"Namun beberapa dekade belakangan, Melayu terpinggirkanTapi dengan iven-iven seperti ini, para seniman dari Melayu kembali tampil dan bisa disejajarkan dengan penyair-penyair nasional," katanya(eyd/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Vonny Harap Jodoh di Bulan Ramadan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler