jpnn.com, CIREBON - Ratusan mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon antusias menyambut kedatangan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Kamis (16/3).
Kedatangan Emil, sapaan karib orang nomor satu di Kota Bandung itu, ke Unswagati Cirebon untuk memberikan kuliah umum dalam acara stadium general dan pameran foto.
BACA JUGA: Relawan Anies-Sandi: Mega Tak Kompeten Bicara Tafsir
Di depan ratusan mahasiswa Emil menyampaikan, untuk bisa merekayasa masa depan agar lebih baik adalah dengan cara tidak meninggalkan sejarah. Karena, kata Emil, sejarah merupakan salah satu media untuk belajar.
"Jangan sekali-kali melupakan sejarah, seperti yang digaungkan oleh Bung Karno. Kalau dalam terjemahannya, kita ini jangan sampai meninggalkan sejarah. Makanya, sebagai walikota saya punya program untuk memperbaiki situs-situs. Selain itu, sejarah akan menuntun kita agar tidak terpeleset di masa depan nanti," kata Emil.
BACA JUGA: Mendagri pun Kagumi Pemikiran Kiai Hasyim Muzadi
Karena tak lupa dengan sejarah bangsanya, setiap kebijakan yang dia jalankan berdasarkan pada Trisakti Soekarno.
Menurut Emil, Trisakti Soekarno yakni politik berkedaultan, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial dan budaya.
BACA JUGA: Bu Mega Sambut Kedatangan Jenazah KH Hasyim di Halim
"Kami membebaskan masyarakat dalam menentukan hak politiknya. Kemudian secara ekonomi, Kota Bandung sudah mulai," ucapnya.
Menurutnya, konsep meningkatkan kesejahteraan melalui bidang ekonomi salah satunya membuat gerbong agar orang miskin ikut ke dalam gerbong orang yang kaya. Dalam artian, tidak ada ketimpangan antara miskin dan kaya.
"Yang kaya makin kaya itu salah, yang miskin tetap miskin itu kurang baik. Seharusnya itu, yang kaya makin kaya yang miskin ikut kaya," ucapnya.
Agar pergerakan ekonomi itu berjalan lancar, sambung Emil, tentu harus dibarengi dengan investasi. Dirinya mengaku pernah mendatangkan investasi hingga Rp 1 trilun lebih.
Selain menciptatakan pertumbuhan ekonomi, Emil juga menanamkan nilai-nilai kepribadian yang sosial dan berbudaya. Salah satu proogramnya, yakni rabu nyunda.
"Walau modern, kita tetap harus memiliki kepribadian sunda. Karena Bandung merupakan tanah leluhur," ucapnya. (bon/rmol)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kiai Hasyim Meninggal Dunia, Mbak Puan Sangat Berduka
Redaktur & Reporter : Adil