Riset Terbaru Ungkap Covid-19 Bikin Sperma Stres, Kesuburan Pria Menurun

Sabtu, 30 Januari 2021 – 16:48 WIB
Ilustrasi proses pembuahan oleh sperma. Ilustrasi: Telegraph

jpnn.com - Penyakit virus corona 2019 (Covid-19) ternyata tak hanya merusak organ dalam manusia, terutama paru-paru.

Sebuah penelitian terbaru dari Justus Liebig University (Universitas Giessen) di Jerman mengungkap bahwa virus pemicu pandemi itu juga merusak sperma serta menyebabkan kemandulan pada pria.

BACA JUGA: Benarkah Virus Corona Bisa Menular Lewat Kentut?

Temuan tentang Covid-19 menyebabkan kemandulan itu terungkap dari penelitian di Jerman yang dipublikasikan di jurnal Reproduksi.

Riset yang berlangsung selama 60 hari itu menganalisis sel sperma pada 84 pria terjangkiti Covid-19 yang dibandingkan dengan mani dari 105 lelaki sehat.

BACA JUGA: Peneliti Menemukan Gen Penyebab Kemandulan Pria

Ternyata sel sperma pada 84 pria subur terjangkiti virus corona itu mengalami peningkatan stres lebih dari 100 persen. Studi tersebut juga mengungkap bahwa bentuk sel sperma berubah hingga 400 persen sehingga menyebabkan kesulitan dalam pembuahan.

"Efek-efek ini pada sel sperma berkaitan dengan kualitas sperma dan penurunan potensi kesuburan," ujar Behzad Hajizadeh Maleki selaku ketua tim peneliti.

BACA JUGA: Hubungan Antara Diabetes Dan Kemandulan

Maleki menambahkan, sekalipun efek itu cenderung meningkat dari waktu ke waktu tetapi kerusakan sel sperma dan potensi kemandulan tersebut tetap secara signifikan lebih tinggi pada pasien Covid. "Ukuran perubahan ini juga berkaitan dengan tingkat keparahan penyakit," tuturnya.

Namun, Prof Allan Pacey dari University of Sheffield meragukan penelitian itu. Sebab, studi itu hanya berlangsung 60 hari.

"Sejak produksi sperma cuma membutuhkan waktu tiga bulan sampai benar-benar komplet dari awal hingga akhir, dalam pendapat saya mereka (peneliti di Universitas Giessen, red) mengakhiri penelitian 30 hari lebih cepat," katanya.

Mahaguru andrologi itu menambahkan, akan lebih berguna jika penelitian itu berlangsung selama 9p hari. "Sebuah makalah yang diterbitkan tahun lalu menunjukkan perbedaan kecil dalam konsentrasi sperma," katanya.(The SUN/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler