Rita Widyasari Masih Seleksi Calon Pendamping

Rabu, 16 Agustus 2017 – 00:12 WIB
Rita Widyasari. Foto: Samarinda Pos/JPNN.com

jpnn.com, SAMARINDA - Kandidat calon gubernur Kaltim Rita Widyasari sampai sekarang masih menyeleksi calon pendamping.

Setidaknya sudah 10 orang mengantre menjadi calon wakil gubenur pendamping Ketua DPD Golkar Kaltim itu. Diantaranya Andi Sofyan Hasdam, Farid Wadjdy, dan Makmur HAPK.

BACA JUGA: Mengejutkan! Pak Kapolda Daftar ke PDIP

Di samping itu, Mohammad Djailani dan Awang Ferdian Hidayat. Dalam polling pembaca Kaltim Post (Jawa Pos Group), sederet nama tersebut dinilai memiliki peluang untuk meramaikan bursa kandidat sebagai bakal calon wakil gubernur (cawagub) Kaltim.

Lutfi Wahyudi, pengamat politik lokal dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, mengatakan bila ada hasil salah satu lembaga survei menempatkan Sofyan memiliki elektabilitas tertinggi sebagai wakil Rita, itu karena yang bersangkutan sudah lebih dulu melaksanakan sosialisasi ketimbang kandidat lain.

BACA JUGA: Hasil Survei INES, Rita Widyasari dan Isran Noor Bersaing Ketat

Ditarik ke belakang, Sofyan pernah memimpin Bontang dua periode. Sekalipun dari hitung-hitungan suara, Bontang bukan merupakan daerah yang memiliki basis pemilih yang besar.

“Baliho terpasang di mana-mana sebelum calon lain. Barangkali itu yang membuatnya sudah dikenal masyarakat,” terang dia, seperti diberitakan Kaltim Post (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Yusran Dianggap Layak jadi Gubernur

Sekalipun, di baliho tersebut bertuliskan sebagai cagub. Dengan tingkat elektabilitas tinggi, artinya masyarakat sudah mengenal figur Sofyan. Beda halnya dengan Farid. Sosok tersebut merupakan mantan wagub Kaltim 2008–2013.

Dari kriteria calon pendamping Rita, Farid memenuhi, dari senioritas dan bukan politikus. “Kalau benar berpasangan, Rita mengambil kriteria usia dan karena berlatar belakang birokrat, tipikalnya manut dengan pimpinan,” ujarnya.

Lutfi berpendapat, dari 10 pendaftar bakal pendamping Rita, harus diakui memiliki rekam jejak yang jelas. Bila diberi penilaian dari interval 6–9.

Artinya, sebenarnya peluang terbuka bagi seluruh pendaftar. Seperti Djailani yang memiliki sederet pengalaman di dunia birokrasi. Dari level daerah hingga pusat.

Meski, dalam sistem pemilihan Indonesia, tak hanya mengandalkan rekam jejak yang jelas. “Elektabilitas penting. Kalau sudah berbicara itu, rekam jejak jadi tertutupi. Supaya populer bisa dengan mengangkat rekam jejak itu di depan publik. Ujungnya, elektabilitas terdongkrak,” sebutnya.

Dianggap menjadi kandidat kuat mendampingi Rita Widyasari, Andi Sofyan Hasdam tidak ingin jemawa. Mantan wali kota Bontang dua periode itu memilih menunggu keputusan DPP Partai Golkar sebelum mengambil langkah lebih jauh.

Berdasarkan simulasi yang dilakukan Poltracking untuk mencari pendamping Rita, Sofyan paling diminati, yakni sebesar 16,50 persen. Mengalahkan Rita-Jaang (12,17 persen) dan Rita-Awang Ferdian Hidayat (10,67).

Sementara di polling pembaca Kaltim Post untuk posisi wagub, dokter spesialis saraf itu menempati peringkat kedua dengan presentasi 20,62 persen.

“Survei hanya salah satu parameter untuk melihat tingkat popularitas dan elektabilitas calon. Yang akan menentukan nanti adalah rapat antara tim pilkada pusat DPP Golkar bersama DPD Golkar Kaltim,” terangnya.

Diterangkannya, sesuai juklak 06 DPP Golkar, saat ini tinggal menunggu hasil rapat pleno diperluas dari DPD Golkar kabupaten/kota. Mereka akan memilih satu hingga dua nama. “Hasilnya akan dikirim ke provinsi (DPD I),” tuturnya.

Dari nama-nama yang masuk ke DPD I ditambah calon wagub yang telah mendaftar, akan dibahas dalam rapat pleno. Nantinya ditetapkan minimal tiga dan maksimal lima nama yang akan dikirim ke DPP. (*/him/ril/edw/qi */rdh/far/k11)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berpasangan dengan Siapa? Tunggu Hasil Survei


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler