jpnn.com, SAMARINDA - Internal Partai Golkar Kalimantan Timur mulai pecah jelang Pilgub 2018. Ada yang setia mendukung Rita Widyasari tetap sebagai calon gubernur (cagub) meski saat ini ditahan KPK.
Namun, suara lainnya menyebut, nama bupati Kutai Kartanegara (Kukar) nonaktif itu dipastikan bakal diganti dari cagub.
BACA JUGA: Golkar Cabut Dukungan Buat Kang Emil di Pilgub Jabar
Ini menyusul Sofyan Hasdam ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) ketua partai beringin di Benua Etam menggantikan Rita.
Dua hari lalu, Sekretaris DPD Golkar Kaltim Abdul Kadir mengatakan, sekalipun telah diberhentikan sebagai ketua DPD Golkar Kaltim, Rita sampai kini masih sebagai bakal calon gubernur (cagub) dari partai beringin.
BACA JUGA: Politikus Kepercayaan JK Cocok Jadi Sekjen Golkar
Sebab, surat keputusan (SK) dari DPP Golkar hanya berisikan pemberhentian dan penunjukan Plt ketua.
Mengenai pencabutan SK penetapan sebagai bakal cagub, mesti menunggu ketua umum definitif hasil musyawarah nasional luar biasa (munaslub).
BACA JUGA: Bamsoet Lebih Memikat ketimbang Aziz untuk Posisi Ketua DPR
Airlangga Hartarto memang sebagai calon tunggal hasil kesepakatan rapat pleno DPP Golkar, Rabu (13/12) malam.
Namun, pengesahan Airlangga sebagai ketua umum baru akan dilaksanakan pada munaslub yang dijadwalkan pada 19–20 Desember di Jakarta Convention Center (JCC).
Sementara itu, sehari setelah terbitnya Surat Keputusan DPP Partai Golkar Nomor: KEP-264/DPP/GOLKAR/XII/2017 tentang Pemberhentian dan Penunjukan Plt Ketua DPD Partai Golkar Kaltim pada 15 Desember 2017, membuat Andi Sofyan Hasdam bergerak cepat.
Dia tak ingin membuang waktu jelang pendaftaran pasangan cagub dan calon wakil gubernur (cawagub) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kaltim pada 8 Januari 2018 mendatang.
Diwawancarai kaltim Post (Jawa Pos Group), Sofyan menuturkan bahwa DPD Golkar Kaltim mesti melakukan gerakan.
Dia mengungkapkan, hal pertama yang dia lakukan sebagai Plt ketua adalah menyusun kepengurusan kemudian disetor ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar. “Ada perombakan, tapi tidak menyeluruh. Makanya kerja kami mesti ngebut,” tuturnya.
Diketahui salah satu tugas pokok Plt Ketua DPD Golkar Kaltim adalah mengawal partai untuk melaksanakan musyawarah daerah luar biasa (musdalub).
Selain itu, Sofyan juga fokus terhadap pemilihan pasangan cagub dan cawagub yang diusung Golkar. “Saya harus memilih salah satu sebagai prioritas,” ujarnya.
Menurutnya, jangan sampai dia bersama timnya kehabisan tenaga saat mengurus musdalub. Sementara pemilihan pasangan calon yang menjadi gol sebenarnya tidak dilakukan dengan maksimal. “Jangan sampai hal yang penting justru terabaikan,” terangnya.
Dengan rencana fokus pada pemilihan pasangan calon yang akan diusung Golkar di Pilgub Kaltim, musdalub diprediksi baru akan dilaksanakan setelah pendaftaran cagub dan cawagub.
“Namun, boleh atau tidaknya pelaksanaan musdalub setelah pendaftaran, saya mesti konsultasi dulu ke DPP Golkar,” ujarnya.
Sementara pemilihan pasangan calon yang akan diusung DPD Golkar akan dibahas oleh tim Pilkada Nasional DPP Golkar.
Rencananya rapat penentuan cagub dan cawagub dari Golkar akan digelar setelah Munaslub Golkar pada 18–19 Desember 2017.
Ditanya soal kandidat cagub dan cawagub, Sofyan menerangkan nama-nama calon akan diambil dari 10 orang yang mendaftar sebagai bakal cawagub yang sebelumnya akan mendampingi Rita Widyasari pada April lalu. Namun, kini, nama Rita termasuk yang bakal diganti dari posisi cagub.
Nama Sofyan juga masuk dalam 10 nama pendaftar bakal cawagub dari Golkar tersebut. Figur lainnya yakni Makmur HAPK, Mohammad Djaelani, Ghufron Yusuf, dan Adi Darma.
Di samping itu ada Nusyirwan Ismail, Agus Mustofa, Didik Effendy, Suriansyah, dan Farid Wadjdy. Sofyan menjelaskan, pemilihan pasangan calon mengacu pada tiga survei yang dilakukan DPP Golkar.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Harian DPD Golkar Kaltim Makmur HAPK mengungkapkan, penunjukan Plt ketua adalah kewenangan DPP.
“Jadi tidak mesti ketua harian atau sekretaris,” terangnya kala ditanya soal penunjukan Sofyan sebagai Plt ketua Golkar Kaltim.
Bahkan, hingga kini, Makmur mengatakan belum berkoordinasi dengan Sofyan terkait pemilihan pasangan cagub dan cawagub yang akan diusung Golkar.
Biasanya, nama-nama kandidat diajukan oleh DPD tingkat kabupaten/kota kepada DPD provinsi. “Baru kemudian nama-nama kandidat tadi disetor ke DPP,” tuturnya.
Namun, semua mekanisme kembali ke Plt ketua. Dia yakin yang dilakukan Sofyan sudah benar, karena mepetnya waktu jelang pendaftaran ke KPU.
Dengan penunjukan Plt ketua oleh DPP, Makmur menjelaskan, sudah dipastikan Rita Widyasari yang sebelumnya diusung menjadi cagub dari Golkar bakal diganti.
“Sekarang, penggantian Bu Rita sudah tidak jadi masalah. Yang jelas sekarang bagaimana cara agar memperbaiki keadaan partai,” ujarnya. Menurut Makmur, Golkar Kaltim harus solid.
Mengenai namanya masuk dalam 10 kandidat yang akan diusung menjadi cagub dan cawagub, Makmur mengaku hanya menunggu keputusan dari DPP. “Kalau diperintah saya lakukan sebaik-baiknya. Kalau enggak tak masalah,” tuturnya.
Dia mengungkapkan, sejak awal tidak mengejar jabatan. Namun, bila DPP memberi kepercayaan, dirinya tak ingin mengecewakan.
Pasalnya, dengan keadaan genting dan terpuruknya Golkar saat ini, mereka tidak boleh main-main. “Ini adalah momentum Golkar mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat,” terangnya.
Tak dimungkiri, citra partai warisan Orde Baru itu sedang turun-turunnya. Apalagi dengan kasus korupsi yang menyandung Rita dan Setya Novanto, mantan ketua umum Golkar.
Tak solidnya suara di Golkar Kaltim juga terlihat dari hasil rapat pleno yang digelar Senin (27/11) lalu.
Hasil rapat tersebut menghasilkan, tak ada rekomendasi untuk mengganti Rita sebagai bakal cagub. Posisi Rita sebagai bakal cagub Kaltim dari Partai Golkar belum terusik.
Dalam agenda yang turut dihadiri 10 DPD Golkar kabupaten/kota, organisasi pendiri, dan sayap partai, serta Dewan Pertimbangan Partai itu hanya meminta usulan sedikitnya satu nama dan sebanyak-banyaknya tiga nama bakal cawagub dari penjaringan.
DPD Golkar Kaltim kebagian tanda tangan pertama Airlangga Hartarto. Sehari duduk sebagai ketua umum baru DPP Partai Golkar, Airlangga langsung mengeluarkan “gebrakan”.
Rita Widyasari diberhentikan sebagai ketua DPD Golkar Kaltim. Sebagai gantinya, DPP menunjuk Andi Sofyan Hasdam sebagai pelaksana tugas (plt) ketua partai beringin Kaltim. Itu ditandai terbitnya SK dari DPP Partai Golkar.
Airlangga dan Sekjen DPP Golkar Idrus Marham yang membubuhkan tanda tangan di surat tiga lembar tersebut.
Kuat dugaan alasan Rita diberhentikan lantaran status tersangka yang ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (*/fch/rom/k9)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kecewa Airlangga Jadi Ketum, Priyo Mau Maju di Munaslub
Redaktur & Reporter : Soetomo