"Misi tersebut akan berjalan dengan sangat lancar," tegas Pete Theisinger, direktur Direktorat Ilmu Pengetahuan dan Teknik pada Laboratorium Tenaga Penggerak Jet NASA. Curiosity yang merupakan robot tercanggih sekaligus terbesar NASA itu bakal menjadi kepanjangan tangan MSL untuk mendeteksi tanda-tanda kehidupan di planet merah tersebut.
Selain mencari jejak air yang menjadi indikasi awal adanya kehidupan, Curiosity juga bertugas mengidentifikasi alam di Mars. Theisinger mengatakan, dalam misi kali ini NASA berusaha menelusuri masa lalu planet tetangga bumi tersebut. Khususnya, masa lalu yang berhubungan dengan kehidupan. Jika terdeteksi tanda-tanda kehidupan masa lalu di Mars, harapan untuk hidup di sana meningkat.
"Persiapan kami sudah matang. Kami tidak sabar menanti tiga hari lagi," kata Theisinger dari markas NASA di Kota Pasadena, Los Angeles County, Negara Bagian California. Jika misi tersebut berjalan lancar sesuai dengan harapan NASA, Curiosity akan mendarat di kawah Gale, salah satu titik daratan terendah di Mars. Investigasi awal menyebutkan bahwa kawah itu dulu adalah muara sungai.
Pencitraan satelit menunjukkan bahwa di kawah tersebut juga terdapat gunung yang disebut Mount Sharp. Konon, Sharp tinggi menjulang dengan ketinggian jauh di atas seluruh gunung yang ada di Negeri Paman Sam. Para pakar yakin bahwa Sharp menyimpan banyak informasi tentang masa lalu Mars. Setidaknya Curiosity dan MSL akan mampu menggali banyak informasi dari tiap lapisan tanah pada Sharp.
"Begitu mendarat, kami akan mengawali era baru eksplorasi luar angkasa dengan dimensi baru pada planet lain. Itu akan menjadi dimensi tersendiri yang makan banyak waktu," ujar John Grotzinger, salah seorang ilmuwan dalam proyek MSL. Dia mengharapkan misi NASA kali ini bisa menghadirkan jawaban atas berbagai pertanyaan tentang Mars dan potensinya sebagai alternatif tempat tinggal selain bumi. (AP/AFP/hep/c11/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Google Akuisisi Wildfire
Redaktur : Tim Redaksi