jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah grup musik Indonesia mulai aktif merilis karya melalui NFT atau non fungible token.
Pada pertengahan tahun ini, Guts Invasion mengajak beberapa musisi nasional untuk berkolaborasi merilis NFT.
BACA JUGA: 63 Film dari 26 Negara Ramaikan Balinale 2022
Akan tetapi, produk yang dirilis bukan berupa NFT musik, melainkan NFT berbasis gambar profil atau yang sering disebut PFP.
Band-band yang ikut berkolaborasi tersebut antara lain ada Rocket Rockers, Mocca, Kuburan Band, konfliction, Turtle Jr, Begundal Lowokwaru, Painful By Kisses, dan Ice Cream Attack.
BACA JUGA: Raisa Sukses Mengobati Rindu
Guts Invasion didirikan oleh Dhani Chaniago, seorang pemilik perusahaan rekaman independen yang sudah merilis belasan album atau single dari beberapa musisi nasional bernama Revolusi Musik Indonesia.
Dia mengatakan bahwa perkembangan teknologi blokchain yang pesat ini bisa mendukung para musisi sebagai salah satu sumber pendapatan selain melakukan pertunjukan.
BACA JUGA: Juicy Luicy Tampil Memukau di Balkon Jazz 2022
"NFT membuka kemungkinan baru, berkat kapasitasnya untuk memperkuat kepemilikan dan kelangkaan aset digital," kata Dhani Chaniago, Rabu (18/5).
Menurutnya, Guts Invasion memiliki visi dan misi untuk mendukung perkembangan ekosistem musik dan industri kreatif nasional dalam dunia blockchain.
Dia menyebutkan bahwa Guts Invasion akan menjadi perusahaan rekaman musik NFT pertama di Bali.
"Kami akan mengadakan festival- festival musik dan industri kreatif di Bali, serta untuk proyek jangka panjangnya kami mau membangun restoran NFT pertama di Bali, di dalamnya terdapat NFT gallery, studio rekaman, podcast dan coworking space," jelasnya. (ded/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Yondra