Rocky Gerung Tuding Istana Bernafsu 'Matikan' Anies ketimbang Tangani COVID-19

Rabu, 16 September 2020 – 17:29 WIB
Rocky Gerung. Foto: Aristo Setiawan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan filsuf Rocky Gerung menuding pihak Istana saat ini berupaya 'mematikan' Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Saking bernafsunya, kata Rocky, hingga melupakan tugasnya mematikan virus COVID-19.

BACA JUGA: Rocky Gerung Ingin Ajak Sri Mulyani Makan Bareng di Warteg Langganannya

"Anies itu dianggap lebih berbahaya daripada Virus COVID-19 makanya Istana berusaha 'mematikannya'. Caranya dengan mengepung Anies seperti yang dilakukan baru-baru ini terkait pemberlakuan PSBB di Jakarta," tutur Rocky dalam kanal YouTube miliknya, Rabu (16/9).

Dia menyebutkan, dunia internasional sudah memberikan rapor buruk buat Indonesia dalam penanganan COVID-19. Ini karena penguasa tidak serius menangani COVID-19. 

BACA JUGA: Rocky Gerung Bikin Massa KAMI Tertawa saat Baca Poin ke-7 Tuntutan Sampai 2 Kali

Berbeda dengan Anies, yang sangat mendengarkan masukan para saintis. Setiap kbijakan Anies selalu berpijak pada data-data saintis itu.

"Kalau Istana enggak begitu caranya. Mereka hanya melihat perkembangan COVID-19. Kalau COVID-19 menyenangkan (kurva turun), kebijakannya diambil. Giliran COVID-19 ngambek, kebijakannya berubah lagi," kritiknya.

BACA JUGA: Mengenang Sekda Saefullah, Anies: Pejuang Tulus dan Ikhlas, Menjadi Bagian yang Harus Berpulang

Kebijakan yang berubah-ubah ini, lanjut Rocky karena Presiden Joko Widodo tidak mau mendengarkan masukan para ahli. Akhirnya bukan hanya rakyat yang bingung. Para menterinya juga ikutan bingung.

Seringnya Jokowi mengubah kebijakan terkait penanganan COVID-19, menurut Rocky akan membuat sejumlah menteri yang masih punya akal sehat gerah. Dia memprediksikan tidak lama lagi ada 3-4 menteri yang akan siuman.

"Lihat saja nanti, setelah Buya Syafii, akan ada 3-4 menteri yang siuman. Bisa saja Mahfud MD, Sri Mulyani, dan beberapa lagi. Ini cuma prediksi saya," tandasnya. (esy/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler