Rocky Sebut Aksi Tolak Dinasti di 899 Kampus Bentuk Desakan Agar Jokowi Dimakzulkan

Jumat, 12 Januari 2024 – 20:59 WIB
Ratusan mahasiswa Universitas Prof Dr Moestopo Beragama yang tergabung dalam aliansi Mahasiswa Indonesia Bersatu melakukan aksi membagi-bagikan ribuan pamflet perlawanan terhadap Politik Dinasti dan Penjahat HAM, Kamis (11/1/2024). Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti aksi serentak ribuan mahasiswa dari 899 kampus yang menolak politik dinasti, Kamis (11/1). Para peserta aksi membagikan 4 juta selebaran yang menyatakan penolakan terhadap politik dinasti.

Rocky menilai aksi tersebut mengkonfirmasi bahwa para mahasiswa ternyata tidak puas dengan keadaaan dan merasa bahwa pilihan-pilihan yang tersedia sebenarnya direkayasa oleh rezim Jokowi.

BACA JUGA: Mahasiswa Bagikan Tabloid Achtung Reformasi Dikhianati, Tuntut Penjahat HAM Diadili

“Jadi kelihatannya kampus dengan akal sehatnya ingin memperlihatkan bahwa kami tidak diam. Kami justru muak. Kami tahu apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi. Ini sebenarnya energi untuk memperkuat posisi-posisi oposisi,” kata dia dalam tayangan video di akun YouTube Rocky Gerung Official, Jumat (12/1).

Rocky menilai, saat ini para mahasiswa sudah tiba pada kesepakatan bahwa politik dinasti merupakan upaya Jokowi untuk menghalangi proses demokrasi yang sehat terjadi di Indonesia.

BACA JUGA: Jangan Pilih Prabowo, Mahasiswa UNJ Demo Tolak Politik Dinasti

“Jadi kelihatannya kalangan kampus ini betul-betul tiba pada semacam kesepakatan bahwa politik dinasti ini adalah upaya Jokowi untuk mengistimewakan seseorang yang adalah anaknya (Cawapres Gibran Rakabuming Raka),” papar Rocky dalam obrolan bersama jurnalis senior, Hersubeno Arief itu.

Kegelisahan mahasiswa juga dikarenakan Jokowi secara jelas dan sadar memanfaatkan dirinya sendiri sebagai presiden untuk menguasai lahan politik demi dituai nanti oleh dirinya sendiri.

BACA JUGA: Mahasiswa Sebar Ribuan Pamflet Tolak Politik Dinasti & Penjahat HAM di Ciputat

“Yang ditanam bukan kepentingan rakyat, tapi keluarga. Jadi poinnya adalah hilangkan faktor Jokowi dari proses menuju Pemilu 2024. Nah, itu yang akan memungkinkan semua orang merasa lega. Kelegaan itu yang akan membawa kembali kegairahan Indonesia masuk dalam tahun politik dan pemilu,” tegasnya.

“Jadi saya kira dorongan moral dari para mahasiswa itu merupakan tuntutan untuk diteruskan prosesnya melalui MPR untuk impeachment (pelengseran). Jadi saya kira itu logika gerakannya. Cuma dengan cara melengserkan Jokowi, dinastinya berhenti. Jadi paradigmanya disusun oleh mahasiswa dan dalil-dalilnya ditentukan oleh sistem politik,” kata Rocky menambahkan.

Rocky Gerung memperkirakan, gerakan ini akan diikuti oleh kelompok-kelompok masyarakat lainnya, termasuk kelas menengah. "Ini akan menjadi gerakan terbesar di era pasca-reformasi," tutupnya. (dil/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler