Rodrigo Duterte Ancam Lempar Koruptor dari Helikopter

Jumat, 30 Desember 2016 – 07:28 WIB
Rodrigo Duterte. Foto: AFP

jpnn.com - JPNN.com – Rodrigo Duterte kembali membuat gebrakan. Saat perang terhadap narkoba yang dilakukan mendapat kecaman di sana sini, dia siap memulai perang baru melawan koruptor.

Bahkan, presiden Filipina yang nyentrik itu sudah menyiapkan hukuman. Yakni, melempar koruptor dari helikopter yang mengudara.

BACA JUGA: Panas! Presiden Filipina Sebut Obama Anak Pelacur

’’Jika kalian korupsi, saya akan menjemputmu dengan helikopter (untuk terbang) ke Manila dan saya akan melemparkanmu ke luar. Saya pernah melakukannya dan mengapa saya tidak akan melakukannya lagi sekarang?’’ ujar presiden Filipina tersebut saat berpidato di depan korban topan Nock-Ten, Selasa (27/12).

Kepada para korban, Duterte menjanjikan bantuan finansial. Nah, uang bantuan itulah yang dilarang dikorupsi oleh Duterte.

Pria yang kerap disapa Digong tersebut menjelaskan, orang yang pernah dilempar ke luar dari helikopternya adalah seorang pria Tiongkok yang melakukan pemerkosaan dan pembunuhan. Namun, pemimpin 71 tahun itu tidak menjelaskan secara detail kejadiannya.

Saat diwawancarai ABS-CBN soal pernyataannya itu, Duterte enggan mengakui. ’’Melempar orang dari helikopter? Jika itu benar, saya tidak akan mengakuinya,’’ ujarnya kemarin (29/12).

Sebelumnya, juru bicara Duterte, Ernesto Abella, menegaskan bahwa ucapan atasannya tersebut seperti urban legend, hanya dibesar-besarkan.

Itu bukan kali pertama Duterte mengaku pernah membunuh orang. Beberapa minggu lalu presiden ke-16 Filipina tersebut juga mengaku telah membunuh tiga orang saat menjadi wali kota Davao dulu.

Sebelum Natal lalu, Duterte juga membuat video ucapan selamat Natal untuk para pengedar narkoba, penjahat, dan koruptor.

Di akhir video, Duterte menegaskan bahwa itu akan menjadi Natal terakhir mereka jika tidak segera tobat.

Terlepas dari benar atau tidaknya Duterte telah membunuh orang, ancamannya tetap harus diperhitungkan.

Sebab, Duterte tidak segan menyuruh untuk membunuh orang. Hingga kini, kampanye antinarkoba yang digagasnya telah menelan lebih dari 6 ribu nyawa sejak dia menjabat presiden.

Sementara itu, terjadi serangan bom di dua lokasi berbeda di Filipina. Sebanyak 39 orang terluka akibat serangan tersebut. Insiden pertama terjadi di Hilongos, Provinsi Leyte.

Dua bom meledak pada Rabu (28/12). Sebanyak 33 orang yang tengah melihat pertandingan tinju terluka.

’’Bom lainnya yang tidak meledak telah berhasil ditemukan,’’ ujar Wali Kota Hilongos Albert Villahermosa.

Sejam setelah kejadian tersebut, sebuah bom juga meledak di Aleosan, Provinsi Cotabato. Enam orang mengalami luka-luka akibat serangan itu.

Pihak kepolisian mengungkapkan, belum ada petunjuk apakah dua ledakan tersebut masih berhubungan. Alasan peledakan juga belum diketahui.

’’Masih terlalu awal untuk menyimpulkan motif pelaku,’’ kata Letkol Edgar Delos Reyes. (AFP/Reuters/BBC/sha/c19/any)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler