jpnn.com, JAKARTA - Dewan Pembina Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani) M Romahurmuziy meminta para guru pendidikan agama Islam (PAI) seindonesia untuk menguasai teknologi informasi termasuk media sosial (medsos) untuk menangkal radikalisme.
“Saat ini, paham tersebut (radikalisme) menyerang melalui berbagai cara dan berbagai lini, di antaranya melalui radio, televisi, juga media sosial,” kata dia saat menjadi pemateri dalam Diskusi Panel Sarasehan Nasional para Guru PAI di Bekasi.
BACA JUGA: Kemenag Bakal Uji Publik Buku Teks PAI yang Baru
Dia melanjutkan, di antara tantangan utama bangsa Indonesia saat ini adalah munculnya radikalisme yang dibawa oleh gerakan-gerakan mengatasnamakan Islam serta menyerang melalui berbagai cara.
Menurut pria yang akrab disapa Rommy ini, mereka menyasar kalangan termasuk pada para pelajar.
BACA JUGA: Arsul Sebut PPP Kubu Humphrey Cuma Rombongan Eks Caleg Gagal
"Persoalannya adalah, apakah kita bisa memilah mana gerakan yang bermuatan politis, dan mana gerakan yang berbahaya dan membawa paham radikalisme,” kata Rommy.
Ketua umum PPP ini juga menyebutkan, sebagai negara yang mayoritas berpenduduk Islam, Indonesia juga dijadikan sebagai laboratorium gerakan-gerakan Islam.
BACA JUGA: Pengurus PPP Tandingan Pilih Dukung Prabowo - Sandi
Karena itu, dia menganggap peran guru PAI sangat penting demi menekankan pendidikan Islam yang didasari nilai-nilai kelembutan.
Para guru PAI inilah, kata Rommy, yang akan menjadi filter dan juga bisa menetralisasi paham-paham yang dianggap bisa memecah belah bangsa ini.
“Tentu saja kami tidak ingin menjadi seperti Negara Suriah yang hancur dikarenakan pertikaian sekterian yang disebabkan oleh paham-paham yang radikal.” jelasnya. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PPP Kubu Romi Ancam Djan Faridz Jika Nekat Gelar Mukernas
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga