Rombak Kepelatihan di Cipayung

Pelatih yang Tidak Kapabel Bakal Dicopot

Sabtu, 12 Oktober 2013 – 07:30 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Musim kompetisi 2014 memang masih beberapa bulan lagi. Biar begitu PP PBSI sudah mulai menata langkah menuju tahun depan. Selain atlet yang mengalami promosi-degradasi, jabatan pelatih juga mengalami perubahan.

 

Jika tradisi yang ada selama ini tiap sektor, tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran, memiliki pelatih tersendiri, maka mulai 2014 format tersebut kemungkinan berganti.

BACA JUGA: Melawan Arogansi PSSI

Kabidbinpres PP PBSI Rexy Mainaky menyebutkan pola kepelatihan yang ada sekarang dinilai kurang efektif. Usai menggelar rapat evaluasi penampilan Tontowi Ahmad dkk pada grand prix gold Indonesia Open Kamis (10/10) lalu, Rexy secara blak-blakan menyebutkan pelatih yang tak lagi kapabel akan digeser.
    
"Saya punya rencana pemain pelatnas Cipayung ini dibagi menjadi elit, potensial, dan junior. Kelompok elit ini membawa target juara di setiap turnamen yang diikuti. Potensial ini kelompok pemain yang punya kans berprestasi. Dan junior ini berisi barisan muda. Dan itu membuat pelatih hanya di tiga sektor," tutur Rexy.
    
Pergeseran pola kepelatihan tersebut mengadaptasi apa yang sudah dilakukan Rexy saat menjadi pelatih timnas bulu tangkis Inggris. Dengan kategorisasi tersebut jenjang atlet juga makin terarah.
    
Mengenai jumlah pelatih, Rexy mengisyaratkan akan dimampatkan. Jika tahun ini, di lima kategori ada 15 nama, tahun depan jumlah itu dipangkas. Di tataran elit mungkin hanya satu atau dua. Di potensial tiga sampai empat. Dan di junior lima atau enam pelatih.
    
"Jadi pelatih harus punya kemampuan menganalisis kekurangan anak asuhnya. Jangan hanya terpaku kebiasaan lama. Kalau dulu biasanya hanya paham tunggal, karena kepelatihannya lintas sektoral dia juga harus bisa memoles ganda," tegas Rexy.
    
Hal lain yang dituntutkan Rexy kepada para pelatih adalah keterbukaan. Sebab, dalam evaluasi masih sering pelatih berdalih dan menutupi kegagalan anak buahnya. Apapun alasannya, ketika berangkat turnamen di manapun, minimal satu gelar berhasil dibawa pulang.
    
Di sisi lain, kasubid pelatnas PP PBSI Ricky Subagja menyebutkan pola elit, potensial, dan junior terhadap atlet akan tercermin juga dari fasilitas. Mulai makanan, mes, gaji, masseur, hingga fasilitas pelatnas.
    
"Memang kategorisasi elit, potensial, dan junior ini akan menimbulkan dampak iri antarpemain. Tetapi iri yang positif. Artinya pemain akan terus tertantang mengejar jenjang di atasnya. Jangan hanya puas potensial tanpa pernah masuk elit," tutur Ricky. (dra/ham)

BACA JUGA: Mission Possible

Pelatih Cipayung Tahun Ini
Tunggal Putra: Joko Suprianto (kepala pelatih), Marlev Mainaky (asisten), Imam Tohari (asisten)
Tunggal Putri: Liong Chiu Shia (kepala pelatih), Sarwendah Kusumawardhani (asisten), Dimas Indra (asisten)
Ganda Putra: Herry Iman Piernagrdi (kepala pelatih), Aryono Miranat (asisten), Chafidz Yusuf (asisten)
Ganda Putri: Bambang Supriyanto (kepala pelatih), Namrih Suroto (asisten), Endra Mulyajaya (asisten)
Ganda Campuran: Richard Mainaky (kepala pelatih), Nova Widianto (asisten), Yanti Kusmiati (asisten)

BACA JUGA: Garuda Jaya Pantang Menyerah

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sergio Diminta Istirahat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler