TAMPA - Peluang Mitt Romney, 64, untuk menantang tokoh incumbent Barack Obama dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) pada 6 November nanti kembali terbuka lebar. Itu terjadi setelah mantan gubernur Massachusetts tersebut dengan mudah meraih perolehan suara terbanyak dalam nominasi capres Partai Republik di Primary Florida pada Selasa lalu (31/1) waktu setempat atau kemarin WIB (1/2).
Romney meraup lebih dari 46 persen suara atau unggul jauh (sekitar 14 poin) dari rival utamanya, mantan Ketua DPR AS Newt Gingrich.Karena itu, saat menyampaikan pidato kemenangannya pada Selasa malam di Kota Tampa, Romney tidak lagi memandang kandidat capres lainnya dari Partai Republik sebagai pesaing.
Dengan percaya diri, politikus 64 tahun itu menyebut bahwa Obama merupakan lawannya selanjutnya. Sebagai pebisnis sukses, dia malah yakin bisa memperbaiki kondisi perekonomian Negeri Paman Sam yang kini dibelit krisis .
"Presiden Obama ingin menumbuhkan pemerintah dan terus menghimpun defisit anggaran triliunan dolar. Saya tak hanya akan memperlambat laju pertumbuhan pemerintah, tetapi saya akan memangkasnya," paparnya di hadapan massa pendukungnya.
Dia juga berjanji akan mengurangi peran dan beban pemerintah dalam perekonomian dengan cara-cara yang lebih populis. "Tanpa meningkatkan pajak, pada akhirnya saya akan menyeimbangkan anggaran," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Romney juga mengimbau para pendukung Republik tetap solid. Menurut dia, serangkaian kaukus dan primary yang bergulir saat ini tidak semestinya membuat kubu Republik terpecah-belah.
"Kompetisi ini bukan untuk memecah-belah. Ini adalah ajang persiapan untuk membuat kita menang. Tujuh bulan lagi, kita akan berkumpul lagi di sini demi memenangkan tiket sebagai pemimpin Amerika," tegasnya.
Kemenangan Romney dalam primary Florida itu sukses menjadikan dia sebagai kandidat favorit capres Republik. Tetapi, para petinggi partai belum bersuara.
Kemarin (1/2) Romney pun mulai bergeser ke Nevada untuk melanjutkan kampanyenya di kawasan barat. Berbekal dua kemenangan dari tiga rangkaian primary dan satu kaukus selama Januari lalu, Romney yakin bahwa dukungan kepada dirinya pada bulan ini akan lebih baik.
Sabtu lusa (4/2), Romney dan kandidat capres Republik yang lain akan kembali bertarung dalam Kaukus Nevada. Bahkan, dalam waktu sepekan, para kandidat capres dari Republik yang ingin menantang Obama akan disibukkan dengan dua rangkaian kaukus dan satu primary. Yakni, Kaukus Colorado dan Minnesota, serta primary Missouri.
Sesuai tradisi, selama Februari kandidat capres Republik secara total akan menghadapi tujuh pertarungan. Termasuk, Kaukus Guam serta dua primary lain yang masing-masing dihelat di Negara Bagian Michigan dan Arizona. Karena persaingan ketat antara Romney dan Gingrich yang sama-sama menyebar kampanye negatif, serangkaian kaukus dan primary selama Februari ini akan berlangsung seru.
Hingga kemarin Romney dan Gingrich sama-sama yakin bakal meraup dukungan maksimal dari massa Republik. Tim sukses Romney berharap tujuh negara bagian yang terlibat dalam kaukus dan primary bulan ini akan berpihak pada politikus kelahiran Kota Detroit, Michigan, tersebut. "Jadi, statusnya sebagai kandidat paling tangguh akan kian diakui," ujar seorang jubir tim kampanye Romney.
Seorang cendekiawan Republik memberikan dukungan untuk Romney. "Sepertinya rangkaian kampanye Mitt Romney sukses melewati masa-masa krusial. Kampanye semacam itulah yang kita butuhkan jika ingin mengalahkan Barack Obama dalam pilpres mendatang," ujar Terry Holt. Dia memuji tim penasihat dan pemandu debat Romney, yakni Stuart Stevens dan Brett O’Donnell.
Namun, Gingrich tak mau kalah. Politikus 68 tahun yang memenangi primary South Carolina tersebut akan berusaha maksimal untuk menggeser posisi Romney.
Setidaknya, dia akan bertahan sampai Maret nanti saat ajang pertarungan para kandidat capres Republik bergerak ke selatan. Dia pun yakin massa Republik di selatan akan banyak berpihak kepada dirinya.
"Sudah makin jelas bahwa pertarungan selanjutnya akan menjadi ajang pertempuran dua calon, si konservatif Newt Gingrich dan si moderat dari Massachusetts (Romney)," tutur Gingrich di hadapan pendukungnya Selasa malam.
Karena itu, dia mengimbau mantan Senator Pennsylvania Rick Santorum mundur dari ajang perebutan tiket capres agar suara Republik tak terpecah.
Tidak seperti biasanya, kali ini Gingrich sama sekali tidak memberikan ucapan selamat kepada Romney atas kemenangannya di Florida. Dalam pidatonya Selasa malam lalu, dia sama sekali tidak menyelipkan ucapan selamat kepada saingan terberatnya tersebut.
Bahkan, dia juga tak menelepon Romney untuk sekadar mengucapkan selamat. Sikap berbeda ditunjukkan Romney saat Gingrich menang dalam primary South Carolina. (AP/AFP/RTR/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadapi Ancaman, Iran Produksi Rudal Kendali Laser
Redaktur : Tim Redaksi