MATARAM-Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram menunjukkan perhatiannya pada warga yang menjadi buruh nelayan. Tahun ini, pemkot melalui Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan (Distanlutkan) menyiapkan anggaran Rp 500 juta. Anggaran itu disiapkan melalui program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) untuk meningkatkan derajat buruh nelayan.
Kepala Bidang Perikanan Distanlutkan Kota Mataram Lalu Alwan Basri menjelaskan, dana itu diarahkan melalui kelompok usaha bersama (KUB). ‘’Ada 37 KUB, namun yang menjadi sasaran tahun ini hanya lima kelompok dulu. Prioritasnya buruh nelayan,’’ terangnya.
Masing-masing kelompok akan memperoleh bantuan dana Rp 100 juta. Dana itu bisa dialokasikan untuk pembelian alat tangkap, perbaikan perahu, perbengkelan, dan asuransi.
Dana itu juga bisa diarahkan untuk membeli perahu, jika anggota kelompok belum memiliki perahu atau selama ini menangkap ikan dengan sistem bagi hasil dengan pemilik perahu. ‘’Tergantung kesepakatan bersama anggota kelompok. Yang jelas, tidak boleh dipakai di luar kegiatan perikanan tangkap,’’ tegasnya.
Kelompok nelayan yang memperoleh bantuan, kata Alwan, akan diberikan pembinaan oleh Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK) yang direkrut Kementerian Kelautan dan Perikanan. Satu kelompok akan didampingi satu hingga dua PPTK. Proses pendampingan akan berjalan selama satu tahun. Jika, dirasa efektif, pemerintah akan mempertimbangkan untuk memperpanjang tenaga penyuluh tersebut.
PPTK nantinya akan berkoordinasi dengan ketua kelompok dan bendahara mengenai penggunaan dana bantuan. Tenaga penyuluh itu juga akan mengkoordinir pertemuan anggota kelompok binaannya sebulan sekali.
Selain diberikan pembinaan dari sisi manajemen pengolaan bantuan, kelompok buruh nelayan juga akan diberikan pelatihan mengenai pengembangan usaha ekonomi produktif yang sudah dikelola. ‘’KUB penerima PUMP ini sebenarnya sudah memiliki dana stimulan. Ini yang coba kita bina terus. Harapannya ke depan, anggota kelompok ini tidak lagi jadi buruh nelayan. Itu sudah jadi komitmen kami,’’ tegasnya.
Alwan mengatakan, pihaknya terus berupaya agar alokasi anggaran dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, untuk peningkatan kesejahteraan buruh nelayan dan nelayan di Kota Mataram, terus meningkat setiap tahun. (cr-wal)
Kepala Bidang Perikanan Distanlutkan Kota Mataram Lalu Alwan Basri menjelaskan, dana itu diarahkan melalui kelompok usaha bersama (KUB). ‘’Ada 37 KUB, namun yang menjadi sasaran tahun ini hanya lima kelompok dulu. Prioritasnya buruh nelayan,’’ terangnya.
Masing-masing kelompok akan memperoleh bantuan dana Rp 100 juta. Dana itu bisa dialokasikan untuk pembelian alat tangkap, perbaikan perahu, perbengkelan, dan asuransi.
Dana itu juga bisa diarahkan untuk membeli perahu, jika anggota kelompok belum memiliki perahu atau selama ini menangkap ikan dengan sistem bagi hasil dengan pemilik perahu. ‘’Tergantung kesepakatan bersama anggota kelompok. Yang jelas, tidak boleh dipakai di luar kegiatan perikanan tangkap,’’ tegasnya.
Kelompok nelayan yang memperoleh bantuan, kata Alwan, akan diberikan pembinaan oleh Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK) yang direkrut Kementerian Kelautan dan Perikanan. Satu kelompok akan didampingi satu hingga dua PPTK. Proses pendampingan akan berjalan selama satu tahun. Jika, dirasa efektif, pemerintah akan mempertimbangkan untuk memperpanjang tenaga penyuluh tersebut.
PPTK nantinya akan berkoordinasi dengan ketua kelompok dan bendahara mengenai penggunaan dana bantuan. Tenaga penyuluh itu juga akan mengkoordinir pertemuan anggota kelompok binaannya sebulan sekali.
Selain diberikan pembinaan dari sisi manajemen pengolaan bantuan, kelompok buruh nelayan juga akan diberikan pelatihan mengenai pengembangan usaha ekonomi produktif yang sudah dikelola. ‘’KUB penerima PUMP ini sebenarnya sudah memiliki dana stimulan. Ini yang coba kita bina terus. Harapannya ke depan, anggota kelompok ini tidak lagi jadi buruh nelayan. Itu sudah jadi komitmen kami,’’ tegasnya.
Alwan mengatakan, pihaknya terus berupaya agar alokasi anggaran dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, untuk peningkatan kesejahteraan buruh nelayan dan nelayan di Kota Mataram, terus meningkat setiap tahun. (cr-wal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kartu Kredit Turun, Rekening Palsu Marak
Redaktur : Tim Redaksi