“Rata-rata tiap tahun pajak yang diperoleh saat ini sebesar Rp 1000 Triliyun, seharusnya kita bisa dapat dua kali lipatnya,“ ungkap Dr Ahmad Fuad Rahmany, Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Jumat (14/12), di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Dirjen Pajak mengisi Kuliah Tamu dalam rangka DIES ke-51 FEB UB.
Menurutnya tahun depan penerimaan pajak ditarget sebesar Rp 1200 Triliyun. Dengan pendapatan pajak tersebut, tahun ini Indonesia hanya mampu membuat jalan baru sepanjang 200 km. Kalah dengan Malaysia yang membangun jalan baru sepanjang 1000 km. Pembangunan itu diimbangi kepatuhan pajak di Malaysia yang mencapai 80 persen.
Fuad mengakui keterbatasan sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu kendala. Saat ini Indonesia memiliki 32 ribu pegawai. Bila dibandingkan Jepang yang penduduknya hanya 110 juta, pegawai pajaknya berjumlah 66 ribu. “Kantor pajaknya ada dimana-mana,” ungkapnya.
Menurut perhitungannya, Indonesia membutuhkan pegawai pajak 120 ribu. “Jumlah itu bukan untuk 20 tahun lagi, tapi saat ini. Makanya butuh peran dari Universitas,“ tuturnya.
Perguruan Tinggi diharapkan Fuad bukan hanya mencetak manusia yang pintar tapi juga memiliki integritas. “Agar tidak muncul gayus-gayus yang lain, “ katanya.
Terkait reformasi di tubuh DJP, Fuad mengatakan, instansinya sudah melakukan kerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Saat ini mereka memiliki sistem whistleblowing. Sistem ini memungkinkan masyarakat mengadukan indikasi-indikasi penyimpangan pajak yangt dilakukan oleh pegawai pajak. Informasi ini bisa dilihat di web DJP. (oci)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2013, Gas Rumah Tangga Bisa Dinikmati
Redaktur : Tim Redaksi