Rp166 M Perbaiki 8 DAS Kritis

Selasa, 01 Januari 2013 – 10:11 WIB
PAINAN--Ancaman bencana banjir selalu mengintai Kabupaten Pesisir Selatan. Sebab, kondisi sungai besar, rawa, irigasi dan bendungan di Pessel semakin kritis dan perlu segera dinormalisasi. Ada delapan sungai besar dan irigasi yang kondisinya kritis dan mendesak dinormalisasi. Setiap musim hujan, delapan sungai itu selalu meluap.

Delapan sungai itu melintasi 8 kecamatan. Tak ayal, penduduk di delapan kecamatan itu selalu menjadi langganan banjir akibat luapan air sungai. Delapan sungai itu Batang Tarusan (Kecamatan Koto XI Tarusan), Batang Bayang (Bayang), Batang Jalamu (Batang Kapas), Batang Lengayang (Lengayang) dan Batang Gambir (Basa Ampek Balai Tapan), Sungai Liku (Ranah Pesisir), Surantih (Sutera) dan Batang Air Haji (Linggo Sari Baganti).

Sekretaris Dinas Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Pesisir Selatan, Febrianes mengungkapkan, tahun 2012-2014 telah dialokasikasi dana sebesar Rp 166 miliar. Rinciannya, dari APBN Rp 130 miliar dan APBD Sumbar Rp 35,7 miliar. Dana tersebut untuk perbaikan sungai, irigasi, rawa dan bendungan. Biaya perbaikan berkisar Rp 8-15 miliar per unit.

Dari data PSDA Pessel, kondisi sungai, rawa dan bendungan di daerah berbatasan dengan Bengkulu itu sudah sangat kritis. Karena itu, butuh perhatian serius pemerintah agar tidak ditimpa bencana sepanjang tahun. 

Masyarakat di sepanjang bantaran sungai senantiasa dihantui kecemasan. Jarak permukiman penduduk dengan bibir sungai kini semakin dekat, hanya 2 hingga 4 meter. "Perumahan penduduk menjadi sasaran banjir setiap musim hujan. Fasilitas umum juga tidak luput dari terjangan banjir," katanya.

Dia menambahkan, total dana tahun jamak (2011-2014) difokuskan untuk rehab irigasi di Surantih sebesar Rp 39,5 miliar, rehab bendungan dan jaringan Batang Bayang Rp 8 miliar, rehab irigasi Lubuk Sarik Rp 25,2 miliar, pembangunan Batang Painan Rp 7,6 miliar.

Sedangkan program prioritas pembangunan irigasi di Pessel antaranya irigasi Ampiangparak 3.200 hektare, irigasi Batang Bayang 1.362 ha, irigasi Sawahlaweh 1.684 ha, irigasi Indrapura 6.040 ha, daerah rawa di Kambangharapan 6.113 Ha.

Meski belum bisa dilakukan secara menyeluruh untuk sejumlah sungai, namun akan diupayakan pembangunannya secara berkelanjutan. "Penyebab buruknya kondisi delapan sungai itu akibat sedimentasi dari runtuhan tebing sehingga alur sungai tidak mampu menahan arus ketika curah hujan tinggi akibat kuatnya arus," ujarnya.

Faktor lainnya kerusakan hutan di hulu sungai dan labilnya struktur tanah pada tebing sungai sehingga tebing sungai selalu mengalami terban ketika dihantam arus air.

Tingginya curah hujan beberapa hari ini mengancam masyarakat di daerah langganan bencana. Karena itu, masyarakat terus diingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Selatan, Doni Gusrizal kepada Padang Ekspres (Group JPNN) (31/12), mengatakan, kawasan permukiman di perbukitan dan sungai adalah yang paling rawan.

Selain kondisi geografis dan topografi Pessel yang berbukit, sungai dan laut, penyebab lainnya terjadi pengeseran tanah di Kenagarian Barung-Barung Belantai Tarusan dan Batang Kapas.

"BPBD juga mengimbau para penguna jalan hati-hati melitasi jalanan di sepanjang perbukitan ancaman longsor dan pohon tumbang dapat mengakibatkan terhambatnya perjalanan pengendara," ujarnya.

Terutama wisatawan yang mengunjungi objek wisata di Pessel, hendaknya hati-hati. "Jika arus sungai dan ombak besar, diharapkan tidak melakukan aktivitas mandi-mandi. Kita selalu menyiagakan personel dan alat berat selama 24 jam," ulasnya. Terkait banjir di beberapa daerah, Doni Gusrizal mengatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan semua pihak, untuk melakukan penanggulangan. (n)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hindari Budaya Hedonisme, Muslimat NU Gelar Zikir Akbar

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler