Sejumlah rumah sakit di Sydney dan Adelaide saat ini tengah menyelenggarakan uji coba terbesar di dunia mengenai penggunaan teknologi game komputer untuk merehabilitasi penyintas stroke agar bisa pulih kembali.


Skor nilai di layar ini mendorong pasien untuk melakukan sebaik dan seakurat mungkin sesi latihan rehabilitasi mereka.

BACA JUGA: Australia Tolak Wacana Selenggarakan Referendum Pernikahan Sesama Jenis

 Game komputer sedang digunakan untuk meningkatkan kemandirian pasien yang pulih dari stroke, cedera otak dan kondisi lainnya termasuk juga pasien yang harus menjalani amputasi. Ruangan kedap suara di gedung Champions di RS Bankstown, Sydney menyediakan 8 peralatan yang merupakan bagian dari proyek uji coba selama 3 tahun senilai $1.3 juta milik Dewan Riset Kesehatan dan Medis Nasional Australia. Studi ini dipimpin oleh Professor Cathie Sherrington dari Institut Kesehatan Global dan Universitas Sydney yang menjelaskan serangkaian teknologi saat ini tengah diujicobakan. "Ada banyak keragaman dalam serangkaian masalah yang dialami oleh pasien Stroke dan cedera otak,' katanya. "Jadi tampaknya teknologi yang berbeda akan lebih cocok bagi masing-masing individu," katanya. Dr Leanne Hassett,  Fellow riset di George Institut mengatakan game ini juga melibatkan sejumlah game yang sukses di pasar komersial yang telah digunakan oleh  Xbox dan Nintendo Wii. "Ada juga sejumlah game yang kita kembangkan secara khusus untuk tujuan rehabilitasi yang serupa dengan misalnya jenis teknologi game 'exer-gaming'," katanya. "Dan kita juga meningkat pada system tile yang dikembangkan secara khusus untuk uji coba ini,'  Dr Hassett mengatakan rehabilitasi merupakan tugas yang berat, namun pasien yang melakukan praktek lebih banyak, hasilnya akan semakin baik. "Rehabilitasi itu benar-benar sulit bagi pasien karena harus melakukan banyak latihan dan berusaha untuk tetap berdiri atau duduk atau melakukan beberapa pengulangan." Namun program komputer termasuk 'FysioGaming' telah membantu penyitas stroke untuk menguasai kembali sejumlah kemampuan fisik dasar. Peneliti mengatakan game komputer berbasis sensor gerakan dapat membuat gentar pasien yang secara fisik tidak bisa melakukan gerakan didalam game tersebut. Tapi berkat teknologi baru  yang dikembangkan di Belanda, fisioterapis seperti Sakina Rashid-Chagpar memantau informasi penting dan real-time tentang bagaimana kinerja pasien dalam melakukan aktifitas yang harus mereka jalani dalam rehabilitasi. "Kami bisa menyusun program bagi partisipan yang memberikan mereka masukan yang bermanfaat dan bernilai dan sebagai bonusnya mereka bisa bersenang-senang main game," katanya Ketika partisipan uji coba rehabilitas melakukan sejumlah gerakan seperti berjalan atau menggerakan tangan, di layar skor nilai muncul bentuk perhiasan atau sertifikat yang akan dapat mendorong pasien untuk melakukan latihan mereka yang juga secara akurat melacak kemajuan mereka. Elaine Crocketts, 77, mengaku dirinya kesulitan menjalani rehabilitasi selama 3 pekan sejak menderita serangan stroke. "Ketika membalik badan  - saya merasa pusing dan itu merupakan hal yang paling sulit untuk saya lakukan," tuturnya. "Saya merasa rehabilitasi dengan game komputer ini sangat baik dan menarik, meskipun saya sudah lanjut usia dan tidak terbiasa dengan game komputer tapi saya menikmati rehabilitasi dengan teknologi ini," kataya. Sejak September 2014 lalu ada 100 partisipan yang ikut serta dalam uji coba rehabilitasi dengan game komputer ini dan selama dua tahun ke depan akan ada 200 orang pasien baru lainnya yang akan ikut serta menjajal terapi baru ini.  
Fisioterapis Sakina Rashid-Chagpar, memandu pasien stroke Elaine Crocketts,77, menjalani latihan melangkah papan titian yang menyediakan masukan langsung mengenai pendistribusian berat yang dilakukan pasien dalam menaiki titian.

BACA JUGA: Australia Segera Cabut Status Kewarganegaraan Warga yang Terlibat Terorisme

BACA JUGA: Gorila Betina di Kebun Binatang Victoria Mati Diserang Gorila Jantan

BACA ARTIKEL LAINNYA... Walau Bebas, Wartawan Australia Peter Greste Masih Merasa Terancam di Mesir

Berita Terkait