RS Unair Kewalahan, Kurang Tenaga Kesehatan di Ruang Perawatan Covid-19

Sabtu, 16 Mei 2020 – 05:36 WIB
RS Unair Surabaya. Foto: ngopibareng/jpnn

jpnn.com, SURABAYA - Jubir Tim Satgas Corona RS Unair dr Alfian Nur Rasyid SpP mengatakan, saat ini rumah sakit tersebut kekurangan tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di ruangan perawatan Covid-19.

"Sekarang kekurangan nakes karena kami kesulitan mencari relawan, kalau pun ada relawan adalah mereka yang baru lulus atau fresh graduate, pengalaman kerjanya masih kurang. Namanya juga baru lulus ya," ujar dokter yang akrab disapa Alfian ini.

BACA JUGA: RS Unair Surabaya sudah Tak Bisa Menerima Pasien Covid-19 Lagi

Alfian mengungkapkan, kekurangan nakes ini terjadi sejak dibukanya gedung baru untuk penanganan Covid-19.

Menurutnya, saat itu memang sudah ada bantuan nakes yang direkrut oleh pemerintah provinsi.

BACA JUGA: UNAIR Klaim Temukan 5 Senyawa Obat Corona, Siap Diuji Dunia

"Tapi yang perlu diperhatikan, nakes itu bukan hanya kuantitas, tapi juga kualitasnya juga harus diperhatikan," ujarnya.

Menurut Alfian, nakes berkualitas dibutuhkan karena kasus Covid-19 yang ditangani RS Unair tidak ringan. Tapi kasus berat dan mungkin mengancam nyawa. Jadi perlu sumber daya manusia (SDM) berpengalaman dan tertata.

BACA JUGA: Pengamen Cantik Itu jadi Lulusan Terbaik di Unair Surabaya

Untuk mengatasi sementara masalah kekurangan nakes ini, menurut Alfian, ada beberapa nakes yang direkrut dan sedang dilakukan orientasi atau pelatihan singkat, sebelum mereka diterjunkan untuk menangani pasien Covid-19.

"Saat ini gelombang dua ada 20-30 orang yang mendaftar. Kalau yang pertama dulu ada sekitar 60-80 orang.Harapannya ada lagi periode selanjutnya," jelasnya.

Dari jumlah pendaftar saat ini dirasa masih kurang. Sebab, ungkap Alfian, jumlah tersebut masih kurang dibanding jumlah bed dan pasien yang ada.

"Sebanyak 20 sampai 30 orang bila dibagi satu shiftnya 4 orang, cuma akan ada sekitar 10 shift. Satu hari kita ada 3 shift, 10 dibagi 3 hanya ada sekitar tiga harian. Dari perhitungan kami, itu tidak cukup. Belum lagi kalau satu ruangan ICU ada rasio yang tidak cocok antara pasien dan jumlah bednya," paparnya.

Alfian menyebutkan bahwa kekurangan saat ini adalah tenaga perawat. Untuk jumlah dokter spesialis RS Unair sudah mendapatkan bantuan dari FK Unair maupun RSUD Dr.Soetomo.

Alfian berharap, ada kebijakan dari Pemkot atau Pemprov untuk mengalihkan nakes dari RS atau Puskesmas milik pemerintah yang mungkin pasien umumnya berkurang supaya diperbantukan ke RS rujukan Covid-19.

"Itu kalau dari Pemkot atau Pemprov mengizinkan mereka diperbantukan ke rumah sakit rujukan, bukan hanya di RS Unair saja," pungkasnya. (ngopibareng/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler