jpnn.com, SURABAYA - Tim dokter RSUD dr Soetomo kembali mendapatkan pasien kembar siam. Salma dan Sofia terlahir pada Senin (8/1) pukul 08.45 dengan kondisi omphalopagus-omphalocele di rumah sakit milik provinsi itu. Kedua tubuh di bawah dada mereka menyatu. Saat ini si kembar tersebut dirawat di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSUD dr Soetomo dalam infant warmer alias alat penghangat. Mereka merupakan kembar siam ke-86 yang ditangani RSUD dr Soetomo.
Persalinan dilakukan melalui operasi Caesar saat kandungan ibu berusia 37-38 minggu. Yang menangani adalah dr Agus Sulistiyono SpOG, dr Ernawati SpOG, dr Kartika SpA (K), dr Mahendra SpA, dan dr Arie Utariani SpAn. Bobot total bayi 4,395 gram. Ketua Tim Pusat Kembar Siam dr Agus Harianto SpA (K) menyatakan, keadaan bayi cukup stabil.
Kondisi kembar dempet itu diketahui sejak dalam kandungan setelah sang ibu melakukan kontrol fetomaternal (deteksi dini kelainan genetik dan gangguan pembentukan organ) di RSUD dr Soetomo.
Dokter melihat bayi berpotensi diselamatkan dan kondisinya cukup bagus. Orang tuanya memutuskan untuk mempertahankan bayi tersebut. "Nangisnya kuat," kata dokter Agus kemarin (9/1).
Dia menerangkan, liver dua bayi tersebut menyatu. Sementara itu, usus bayi terpisah karena masing-masing bisa buang air besar. Berdasar pemeriksaan jantung, Salma-Sofia memiliki jantung masing-masing. Namun, mereka mengalami patent ductus arteriosus (PDA). Yakni, kelainan yang biasa terjadi kepada bayi prematur. Ductus arteriosus-nya tetap terbuka. Padahal, bayi sudah lahir. Ductus arteriosus merupakan pembuluh darah yang dibutuhkan bayi sebagai sistem pernapasan semasa dalam kandungan. Melalui ductus arteriosus, darah bayi dari bilik jantung kanan mengalir ke sekitar paru-paru.
Agus menerangkan, tim dokter akan mengevaluasi pemeriksaan jantung kedua bayi dalam 2 x 24 jam. Jika jantung tidak menutup, akan dilakukan tindakan. "Besok (hari ini, Red) dilakukan pemeriksaan ekokardiografi. Diharapkan, jantung masing-masing sudah menutup," terangnya.
Selain itu, bayi mengalami hiperlordosis. Artinya, bagian tulang belakangnya terlalu bengkok. Jika dibiarkan, hal tersebut dapat mengganggu pergerakan dan fungsinya. Karena itu, setelah operasi, segera dilakukan fisioterapi agar bisa normal.
Saat ini, tim dokter menjaga stabilisasi, mencegah terjadinya infeksi, dan menjaga omphalocele yang tipis supaya tidak pecah. Omphalocele adalah sebutan untuk cacat lahir ketika usus atau organ perut lainnya berada di luar tubuh karena lubang di daerah pusar. Lubang itu hanya tertutup lapisan tipis jaringan. Dokter juga melakukan oksigenisasi dan memberikan protein melalui infus untuk menjaga omphalocele. "Kami juga memberikan antibiotik ringan," jelasnya.
Dokter Agus memaparkan, pihaknya berencana memisahkan Salma-Sofia ketika berat badan keduanya mencapai 10 kilogram. Masing-masing memiliki berat badan 5 kilogram. Diperkirakan, hal itu terjadi sepuluh minggu lagi. "Tetapi, ketika ada sesuatu yang membahayakan jiwa kedua bayi, kami akan melakukan operasi emergensi," paparnya.
Dalam penanganan Salma-Sofia, lanjut dia, tim dokter kembar siam melibatkan 56 dokter. Mereka merawat bayi itu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Selama persiapan operasi pemisahan, Salma-Sofia dirawat di RSUD dr Soetomo. Jika kondisinya terus menunjukkan tren positif, mereka dipindahkan ke ruang rawat inap khusus bayi kembar. (ayu/c16/ayi)
BACA JUGA: PT LIB Paksa Surabaya Jadi Kota Pembukaan Piala Presiden
BACA ARTIKEL LAINNYA... Masih ABG Sudah jadi Otak Aksi Kejahatan
Redaktur : Panji