jpnn.com, SURABAYA - Musim libur panjang Natal hingga tahun baru, RSUD dr Soetomo, Surabaya membuat langkah antisipasi.
Mereka menyiapkan tenaga tambahan yang sewaktu-waktu bisa dipanggil untuk memperkuat lini pelayanan rumah sakit.
BACA JUGA: Libur Natal, Jumlah Penumpang Pesawat Melonjak
"Seperti tahun sebelumnya, kami juga melakukan koordinasi internal dan eksternal lintas sektor," ujar Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan Dr dr Joni Wahyuhadi SpBS (K) di RSUD dr Soetomo.
Koordinasi internal itu berupa sistem siaga layanan 24 jam dan gawat darurat. Termasuk menyediakan tenaga cadangan on call (siap panggil).
BACA JUGA: Kepadatan Berkurang, Contraflow Tol Japek Tetap Diberlakukan
Total ada 285 tenaga yang siap dihubungi. Jumlah tersebut terdiri atas 41 bagian manajemen, 198 bagian pelayanan, dan 46 tenaga penunjang.
Mereka siap dihubungi selama 24 jam ketika pihak rumah sakit membutuhkan bantuan tambahan.
BACA JUGA: Saking Lancarnya Arus Mudik, Jalur Alternatif Tak Digunakan
Selain tenaga siap panggil, rumah sakit menyiapkan tenaga medis seperti biasanya. Baik itu dokter, perawat, tenaga farmasi, maupun bidang lain.
Pelayanan rawat inap pun berjalan seperti biasa. Untuk mengatasi terjadinya lonjakan pasien, ada cadangan 95 brankar (tempat tidur dorong).
Jumlah itu bisa bertambah jika memang dibutuhkan. "Enam ruang operasi di instalasi gawat darurat (IGD) juga sudah siap untuk melakukan tindakan. Kalau masih tidak cukup, bisa menggunakan ruang bedah pusat," lanjutnya.
Berdasar data RSUD dr Soetomo, jumlah pasien yang datang ke IGD selama musim libur Natal dan tahun baru terus turun.
Pada 2014, ada 184 pasien yang datang ke IGD RSUD dr Soetomo saat perayaan Natal.
Jumlah itu lebih banyak bila dibandingkan dengan saat perayaan tahun baru 2015 yang hanya berjumlah 151 kasus.
Sementara itu, saat Natal 2015, tercatat ada 152 kasus. Lebih sedikit jika dibandingkan dengan saat tahun baru 2016 yang mencapai 175 kasus.
Sedangkan pada Natal 2016 ada 95 kasus yang ditangani IGD dr Soetomo. Sementara itu, ada 119 kasus saat memasuki tahun baru 2017.
"Penurunan itu disebabkan sistem rujukan yang sekarang sudah mulai bagus. Jadi, tidak semua langsung dikirim ke dr Soetomo," tutur Joni.
Meski begitu, demam dan gangguan pencernaan masih menjadi jenis penyakit yang paling banyak mendominasi.
Padahal, penyakit tersebut seharusnya bisa diselesaikan di fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Alumnus Universitas Airlangga itu pun mengimbau masyarakat agar bisa lebih dahulu datang ke rumah sakit tipe B atau C.
Kecelakaan lalu lintas adalah salah satu yang paling diwaspadai di musim seperti ini.
Terutama saat malam tahun baru tiba. Sebab, pada saat itu banyak yang merayakan pergantian tahun di luar rumah.
"Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, tanggal 1 dini hari, seusai perayaan pergantian tahun, jumlah kasus kecelakaan meningkat," imbuhnya. Korban kecelakaan itu rata-rata mengalami patah tulang ataupun trauma kepala.
Hal lain yang perlu diwaspadai pada musim libur panjang seperti sekarang ini adalah potensi penularan penyakit, khususnya saluran pernapasan.
Sebab, terjadi banyak kerumunan massa di berbagai tempat. Seperti di terminal, pusat perbelanjaan, dan pusat rekreasi.
Ketua Forum Pers RSUD dr Soetomo dr Urip Murtedjo SpBKL menyebutkan, petasan masih tetap diwaspadai.
Sebab, meski petasan terlarang, masih saja ada anak yang bermain. Karena itu, tetap muncul korban.
"Kalau memang kena petasan, harus segera datang ke rumah sakit. Jangan diobati sendiri," ujarnya. Risiko infeksi pada kasus seperti itu cukup tinggi. (dwi/c10/dos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Contraflow Sepanjang 15 KM di Tol Cikampek
Redaktur & Reporter : Natalia