JAKARTA - Politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul tidak pernah berhenti menyerang Anas Urbaningrum. Kali ini, Ruhut menyebut bahwa di Partai Demokrat memiliki sembilan orang Ketua Umum. Kesembilan orang itu tergabung di dalam Majelis Tinggi Demokrat.
"Sekarang Ketua Umum ada sembilan. Bukan satu. Kan Majelis Tingginya ada sembilan," ucap Ruhut di DPR, Senin (18/2).
Saat ini Demokrat sedang berada dalam kondisi kritis. Namun demikian Ruhut meyakini bahwa partai yang dilahirkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut dapat diselamatkan oleh Majelis Tinggi.
Pada saat Rapat Pimpinan Nasional Demokrat yang diadakan MInggu (17/2) tidak bergulir Kongres Luar Biasa (KLB). Ruhut menjelaskan KLB hanya bisa dilakukan melalui dua cara. Pertama Anas ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dan kedua, Anas menjadi ksatria dengan legowo mundur dari kursinya di Demokrat.
Seperti diketahui, SBY dalam pidatonya mengaku tahu bahwa publik maupun pihak di luar Demokrat mengharapkan hal yang menghebohkan akan terjadi di Rapimnas. Apalagi beberapa hari sebelum Rapimnas digelar sejumlah isu menyebar, yang menyebut bahwa Rapimnas akan menjadi Konggres Luar Biasa (KLB) untuk menggulingkan Anas.
Belum lagi isu yang mengatakan Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas akan menggantikan Anas sebagai Ketua Umum.
Namun, SBY menepis semua rumor dan isu tersebut. Menurutnya, Rapimnas hanya membahas mengenai penataan dan konsolidasi kembali partai yang terpuruk itu untutk mengembalikan citra dan elektabilitas.
"Barangkali pers atau masyarakat politik menunggu berita menghebohkan di Rapimnas, bisa jadi apa yang akan saya sampaikan ini kurang melegakan karena tidak bombastis. Banyak sekali rumor dan isu yang beredar luas hari-hari terakhir ini dengan berbagai skenario yang menyeramkan, oleh karena itu maaf kan bahwa di pernyataan pers ini segala sesuatunya berjalan sesuai harapan dan rencana Partai Demokrat," ujar SBY. (gil/jpnn)
"Sekarang Ketua Umum ada sembilan. Bukan satu. Kan Majelis Tingginya ada sembilan," ucap Ruhut di DPR, Senin (18/2).
Saat ini Demokrat sedang berada dalam kondisi kritis. Namun demikian Ruhut meyakini bahwa partai yang dilahirkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut dapat diselamatkan oleh Majelis Tinggi.
Pada saat Rapat Pimpinan Nasional Demokrat yang diadakan MInggu (17/2) tidak bergulir Kongres Luar Biasa (KLB). Ruhut menjelaskan KLB hanya bisa dilakukan melalui dua cara. Pertama Anas ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dan kedua, Anas menjadi ksatria dengan legowo mundur dari kursinya di Demokrat.
Seperti diketahui, SBY dalam pidatonya mengaku tahu bahwa publik maupun pihak di luar Demokrat mengharapkan hal yang menghebohkan akan terjadi di Rapimnas. Apalagi beberapa hari sebelum Rapimnas digelar sejumlah isu menyebar, yang menyebut bahwa Rapimnas akan menjadi Konggres Luar Biasa (KLB) untuk menggulingkan Anas.
Belum lagi isu yang mengatakan Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas akan menggantikan Anas sebagai Ketua Umum.
Namun, SBY menepis semua rumor dan isu tersebut. Menurutnya, Rapimnas hanya membahas mengenai penataan dan konsolidasi kembali partai yang terpuruk itu untutk mengembalikan citra dan elektabilitas.
"Barangkali pers atau masyarakat politik menunggu berita menghebohkan di Rapimnas, bisa jadi apa yang akan saya sampaikan ini kurang melegakan karena tidak bombastis. Banyak sekali rumor dan isu yang beredar luas hari-hari terakhir ini dengan berbagai skenario yang menyeramkan, oleh karena itu maaf kan bahwa di pernyataan pers ini segala sesuatunya berjalan sesuai harapan dan rencana Partai Demokrat," ujar SBY. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harapan Untuk Pengusaha Yang Jadi Politisi
Redaktur : Tim Redaksi