Rumah Sakit Kewalahan Tangani Pasien Virus Corona, Satu Ventilator Dipakai Dua Orang

Jumat, 27 Maret 2020 – 20:14 WIB
Rumah sakit di New York mulai krisis ventilator yang diperlukan untuk membantu pasien virus corona bernafas. Foto: Reuters

jpnn.com, NEW YORK - Rumah sakit di New York mulai kewalahan menangani pasien virus corona yang jumlahnya terus melonjak setiap hari. Bahkan ada rumah sakit yang terpaksa memodifikasi mesin ventilator sehingga bisa dipakai untuk dua pasien bersamaan.

Meski mendapat kritik dari sebagian praktisi kesehatan, Gubernur New York Andrew Cuomo justru mengapresiasi inovasi rumah sakit yang menggunakan satu ventilator untuk dua pasien tersebut. Menurutnya, langkah itu berpotensi menyelamatkan nyawa banyak oran.

BACA JUGA: Suami Andrea Dian Ungkap Kekesalan Terhadap Virus Corona

"Memang tidak ideal, tetapi kami yakin itu bisa diterapkan," ujar Cuomo kepada wartawan.

Ventilator adalah alat bantu terakhir yang melibatkan memasukkan tabung ke tenggorokan pasien. Ventilator mekanis dapat membantu seseorang yang tidak lagi bisa bernapas tanpa bantuan. New York hanya memiliki beberapa ribu mesin tersebut dan sedang berusaha mendapatkan puluhan ribu lagi.

BACA JUGA: Innalillahi, Penderita Corona di Depok yang Meninggal Bertambah

Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS, yang meregulasi perangkat medis, telah memberikan otorisasi darurat yang memungkinkan ventilator dimodifikasi menggunakan tabung pemisah untuk melayani beberapa pasien COVID-19.

Kemarin, Kamis (27/3), Perhimpunan Perawatan Kritis, Asosiasi Amerika untuk Perawatan Pernafasan dan empat kelompok praktisi lainnya mengeluarkan pernyataan bersama. Mereka mendesak praktik tersebut tidak dilanjutkan lagi dengan alasan berbahaya bagi pasien.

BACA JUGA: Sempat Sesumbar, Presiden Erdogan Ternyata Tidak Siap Menghadapi Virus Corona

"Cukup sulit untuk menyesuaikan ventilator agar tetap berfungsi bahkan untuk satu pasien dengan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS). Menggunakannya bersama untuk banyak pasien akan memperburuk hasil untuk semua." Demikian bunyi pernyataan tersebut.

Amerika Serikat memilik kasus virus corona terbanyak di dunia dengan lebih dari 88 ribu orang di negara tersebut terinfeksi. Negara Bagian New York adalah salah satu yang paling parah terdampak. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler