jpnn.com, DEPOK - Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) menambah ruang perawatan baru khusus untuk penanganan pasien Corona (COVID-19) yang dilengkapi dengan ruang intensif dan ruang isolasi.
"Ada dua lantai yang dibuka sebagai ruang perawatan isolasi untuk pasien COVID-19, yakni di lantai 13 dan 14. Lantai 13 terdapat 23 tempat tidur dan lantai 14 terdapat 18 tempat tidur, sehingga total ruang perawatan baru yang dibuka sebanyak 41 tempat tidur," kata Plt Direktur Utama RSUI, Dr. dr. Sukamto dalam keterangan tertulisnya, Rabu.
BACA JUGA: Mahasiswa UI Tagih Subsidi Pulsa dari Kampus
Menurut dia, RSUI telah menyiapkan ruang perawatan intensif untuk pasien COVID-19 dewasa di lantai 3 berkapasitas 18 tempat tidur dan untuk anak di lantai 6 berkapasitas 8 tempat tidur, yang terpisah dengan ruang perawatan pasien non COVID-19.
Namun jumlah ruang rawat COVID-19 dirasakan masih kurang seiring meningkatnya kasus.
BACA JUGA: 10 Rekomendasi UI untuk Pemerintah dalam Menangangi Covid-19
Untuk memenuhi kebutuhan perawatan pasien COVID-19, RSUI membuka ruangan perawatan baru dengan jumlah kapasitas yang lebih banyak, yaitu ruang rawat isolasi dengan 41 tempat tidur yang akan dioperasikan secara bertahap.
"Semua ruang rawat COVID-19 yang ada di RSUI dipersiapkan dengan tekanan negatif sehingga risiko penularan dapat ditekan," jelasnya.
BACA JUGA: Rima Alpiani Tewas Secara Mengenaskan, Innalillahi
Untuk mendukung penanganan pasien COVID-19 lebih optimal, RSUI juga dilengkapi dengan beberapa alat bantu pernafasan atau ventilator. Ventilator tersebut akan diaktifkan untuk membantu pasien COVID-19 dengan derajat penyakit yang berat, terutama untuk pasien dengan usia lanjut atau pasien dengan penyakit bawaan yang memiliki resiko kematian lebih tinggi.
"Sebenarnya kami memiliki ketersediaan ventilator cukup banyak, namun yang kami aktifkan saat ini terbatas karena disesuaikan dengan jumlah tenaga dokter dan keperawatan yang mampu mengoperasikan alat tersebut," kata dr. Sukamto.
Tidak hanya menyediakan ruang perawatan baru, RSUI juga menyiapkan ruangan operasi dan ruangan bersalin khusus pasien COVID-19 yang juga memiliki tekanan negatif.
"Pembukaan ruangan perawatan baru ini disiapkan untuk memberikan pelayanan secara komprehensif bagi pasien COVID-19 yang dirawat baik untuk derajat ringan maupun sedang,” ujar Sukamto.
RSUI memastikan semua petugas yang diturunkan adalah tenaga kesehatan profesional dan telah terlatih. Tenaga kesehatan yang terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, dan penunjang medis juga dilengkapi alat pelindung diri (APD) yang sesuai dan dibekali dengan pelatihan penggunaannya.
“Kami memastikan seluruh tenaga kesehatan kami yang bekerja dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) yang lengkap dan mematuhi SOP yang berlaku. Bagi kami keselamatan dan kesehatan para tenaga kesehatan kami yang utama,” terang Sukamto.
Untuk menjaga kenyamanan pasien dalam ruang perawatan isolasi, RSUI melengkapi setiap ruang kamar dengan kamera pengawas (CCTV) dan bel yang dipantau 24 jam oleh perawat. Pasien juga difasilitasi dengan kamar mandi tersendiri di dalam kamar perawatan.
Akses menuju ruang perawatan isolasi COVID ini juga dibatasi dengan kartu akses. Hanya tenaga medis dan orang yang berkepentingan saja yang dapat naik menuju lantai perawatan khusus penanganan COVID.
“Kelebihan ruang perawatan isolasi lainnya, yaitu satu kamar hanya diisi dengan satu tempat tidur, sehingga risiko infeksi dari pasien lain rendah dan pasien akan merasa lebih nyaman dan tenang karena tidak terganggu dengan pasien lainnya," katanya.
Sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/238/2020 tentang Petunjuk Teknis Klaim Penggantian Biaya Perawatan Pasien Penyakit Infeksi Emerging Tertentu bagi RS yang menyelenggarakan pelayanan COVID-19, maka semua pembiayaan perawatan pasien COVID yang dirawat di RSUI akan ditanggung oleh pemerintah.
Kriteria pasien yang dapat diklaim pembiayaannya dari pemerintah yaitu Orang Dalam Pemantauan (ODP) usia di atas 60 tahun dengan atau tanpa penyakit penyerta dan ODP usia kurang dari 60 tahun dengan penyakit penyerta, Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan pasien konfirmasi COVID-19.
Bagi masyarakat yang tidak memenuhi kriteria penjaminan dari pemerintah, RSUI juga dapat melayani perawatan pasien COVID-19 dengan skema pembiayaan mandiri.
RSUI berharap dengan adanya penambahan ruang perawatan khusus COVID, akan membantu upaya percepatan penanganan pasien-pasien yang terinfeksi virus corona.
Mengingat RSUI telah menjadi jejaring laboratorium pemeriksa COVID-19, kini pemeriksaan PCR COVID-19 untuk sampel swab juga dapat dilakukan sendiri di RSUI, sehingga diharapkan dapat memberikan pelayanan optimal dan cepat untuk penanganan pasien COVID-19.
Hingga saat ini, per 6 Mei 2020, baik di pelayanan rawat jalan maupun di pelayanan rawat inap, RSUI telah melayani 498 pasien, terdiri dari terkonfirmasi positif 55 pasien, pasien dalam pengawasan (PDP) 136 pasien, orang dalam pemantauan (ODP) 283 pasien, orang tanpa gejala (OTG) 24 pasien.
Jumlah pasien yang telah dirawat inap di RSUI sebanyak 87 pasien yang terdiri dari 68 pasien yang telah diperbolehkan pulang, 12 pasien yang masih dalam perawatan dan 7 pasien yang meninggal. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti