jpnn.com, JAKARTA - Kur rupiah hari ini, Selasa (22/10) ditutup melemah 63,5 poin di level Rp 15.567 per USD.
Pada Selasa pagi, rupiah dibuka merosot 59 poin atau 0,38 persen menjadi Rp 15.563 per USD AS dari sebelumnya sebesar Rp 15.504 per USD.
BACA JUGA: Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, Kabinet Obesitas jadi Faktor Pemicu
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah yang cukup dalam dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal.
Menurut Ibrahim, dari sisi internal investor melihat Presiden Prabowo Subianto dan Kabinet Merah Putih perlu langsung bekerja menyelesaikan setumpuk pekerjaan rumah dan memenuhi janji kampanyenya.
BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Terkerek Pelantikan Presiden Prabowo Subianto
"Salah satu janji dalam kampanyenya adalah mengejar pertumbuhan ekonomi delapan persen agar Indonesia bisa keluar dari middle income trap. Namun, target pertumbuhan ekonomi ini tidak mudah," ucap Ibrahim di Jakarta, Selasa.
Dia menjelaskan tugas mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut juga menjadi pertaruhan kinerja oleh tim ’jumbo’ Kabinet Merah Putih.
Terlebih, sebagian menteri tidak berasal dari kalangan profesional, tetapi juga dari kalangan partai politik.
"Dari 48 menteri yang dilantik Prabowo, terdapat 24 menteri yang berasal dari partai politik. Adapun dari 56 wakil menteri, 18 di antaranya berasal dari parpol," kata Ibrahim.
Ibrahim melanjutkan ada sejumlah poin yang perlu menjadi prioritas pemerintah Prabowo, di antaranya, penanganan daya beli masyarakat, penciptaan lapangan kerja, hingga memperbaiki kualitas institusi.
Persoalan tersebut perlu segera ditangani oleh Prabowo beserta jajarannya. Sebab, jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan, deindustrialisasi berlanjut, hingga daya beli masyarakat semakin rendah.
Selain itu, memasuki akhir 2024 resiko ketidakpastian pasar keuangan global kembali meningkat imbas ketegangan geopolitik antara Isral, Hamas dan Hizbullah bahkan memasukan konfrontasi anatar Israel dengan Iran.
"Ekskalasi cukup tinggi dari skala geopolitik, sehingga mempengaruhi dinamika pasar keuangan global maka pemerintah Prabowo akan terus mewaspadai dan memonitor dampak rambatannya terhadap perekonomian kita," beber Ibrahim.
Ibrahim menyebut dari sisi eksternal rupiah dipengaruhi oleh serangkaian data ekonomi yang positif menyebabkan investor mengurangi ekspektasi tentang ukuran dan kecepatan pemangkasan suku bunga dari Fed.
Pasar memperkirakan peluang 87 persen untuk pemangkasan sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan Fed November, dengan peluang 13 persen bank sentral mempertahankan suku bunga tetap stabil, menurut FedWatch Tool milik CME.
Presiden Federal Reserve Bank of Dallas Lorie Logan mengatakan pada hari Senin (21/10) bahwa ia melihat penurunan suku bunga yang lebih bertahap di depan untuk bank sentral dan menyarankan bahwa ia tidak melihat alasan mengapa Fed juga tidak dapat terus menekan dengan mengecilkan neracanya.(mcr10/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul