jpnn.com, TANGERANG SELATAN - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat saat ini sudah menyentuh angka Rp 15 ribuan. Pelemahan nilai tukar rupiah berimbas pada langkah produsen mobil baru di tanah air menaikkan harga jual, dan itu sudah berlangsung beberapa waktu lalu.
Dengan tingginya harga beli mobil baru, peralihan konsumen membeli mobil baru ke mobil bekas (mobkas) pun sangat mungkin bisa terjadi.
BACA JUGA: 4 Kiat Membeli Mobil Bekas yang Harus Anda Tahu
Seperti penuturan pemilik dealer DBM Auto Gallery Idris Alamsyah, jika dolar terus menguat bisa jadi sebagian masyarakat akan beralih mencari mobil bekas karena harga mobil pasti terus naik.
"Kalau dolar terus naik sampai akhir tahun sudah pasti mobil bekas yang bakal diburu oleh masyarakat. Karena konsumen jika ingin membeli mobil baru pasti harganya sudah tinggi," beber Idris kepada JPNN.com saat ditemui di dealernya berlokasi di Bursa Mobil Bintaro, Tangerang Selatan, Rabu (4/9).
BACA JUGA: Alternatif Mobil Bekas Keren di Bawah Rp 150 Juta
Menurutnya, kenaikan harga mobil baru seiring pelemahan nilai tukar rupiah itu wajar. Karena sebagian agen pemegang merek (APM) masih banyak yang mengimpor komponen atau mobilnya secara utuh ke Indonesia.
Jika kenaikan terus berlanjut, Idris memprediksi belum sampai akhir tahun penjualan mobil bekas akan meningkat. "Jangan sampai akhir Desember, bulan November saja pasti sudah banyak yang cari mobil bekas," tegasnya.
BACA JUGA: Carmudi Tambah Layanan Jual Mobil Baru
Adapun mobil yang bakal diburu oleh konsumen masih mobil Jepang di segmen multi purpose vehicle (MPV) dan sport utility vehicle (SUV). Karena menurutnya mobil Jepang masih mudah dicari sukucadang atau perangkat mobil tersebut.
"Tapi sebagian konsumen yang ingin cari mobil dengan tahun muda akan kebanyakan kelas city car dan LCGC. Karena Dua segmen itu masih jadi favorit," pungkasnya. (mg9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Disuntik Rp 1 Triliun, Carro Bikin Jual Beli Mobkas Online
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian