jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah masih terpuruk di tengah mengganasnya wabah virus corona hingga luar Tiongkok.
Rupiah hari ini, Senin (24/2), ditutup anjlok 112 poin atau 0,81 persen menjadi Rp 13.872 per dolar AS, berbanding posisi hari sebelumnya Rp 13.760 per dolar AS.
BACA JUGA: Virus Corona Masih Perkasa Menekan Pergerakan Rupiah
"Kekhawatiran akan penyebaran virus corona di luar China meningkat seiring dengan peningkatan tajam infeksi di Korea Selatan, Italia, dan Iran," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin.
Italia, Korea Selatan dan Iran, ketiganya mencatat kenaikan tajam dalam hal jumlah orang yang terinfeksi selama akhir pekan lalu. Korea Selatan sekarang memiliki lebih dari 600 kasus, Italia lebih dari 150 dan Iran 43 kasus.
BACA JUGA: Rupiah Melorot Tajam, Harga Emas Menanjak Signifikan
Dampak wabah virus Covid-19 terhadap ekonomi global juga menjadi pembahasan para menteri keuangan dan kepala bank sentral Kelompok 20 (G20) dalam pertemuan di Riyadh, Arab Saudi.
Dana Moneter Internasional (IMF) dalam presentasinya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun ini akan turun 0,4 persen menjadi 5,6 persen.
BACA JUGA: Meskipun Buruk di Tes Pramusim, Marquez Jangan Pernah Diremehkan
Dari domestik, menurut Ibrahim, penurunan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen, membuat minat berinvestasi pada rupiah menjadi berkurang sehingga berpotensi mengalami tekanan.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp13.778 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.778 per dolar AS hingga Rp13.894 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp13.863 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.777 per dolar AS. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha