jpnn.com, JAKARTA - Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi melemah.
Mata uang Garuda dipengaruhi demonstrasi di China dan komentar pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (Fed).
BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Melemah Lagi, Waspada!
Rupiah hari ini dibuka melemah delapan poin atau 0,05 persen ke posisi Rp 15.730 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.722 per USD.
"Rupiah masih berpeluang tertekan hari ini terhadap USD," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Selasa (29/11).
BACA JUGA: Kurs Rupiah Hari Ini Ditutup dengan Posisi Ngeri-Ngeri Sedap
Menurutnya, ada beberapa faktor atau sentimen yang masih menekan rupiah, salah satunya demonstrasi besar-besaran di China.
Hal itu dianggap bisa mengganggu perekonomian negara itu dan berdampak negatif ke perekonomian negara lain yang terkait erat dengan perekonomian China.
"Selain itu kebijakan suku bunga tinggi The Fed untuk menekan turun inflasi AS, memicu penguatan USD," ujar Ariston.
Presiden The Fed St Louis James Bullard mengatakan pada Senin (28/11) bahwa bank sentral perlu menaikkan suku bunga sedikit lebih jauh untuk mendapatkan kendali inflasi dan menurunkan kembali menuju target bank sentral dua persen.
Berdasarkan wawancaranya dengan MarketWatch, Bullard mengatakan pasar keuangan meremehkan kemungkinan pembuat kebijakan perlu lebih agresif tahun depan dalam menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi.
Di tempat lain, Presiden The Fed New York John Williams mengatakan dalam pidatonya di Economic Club of New York bahwa para pejabat memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengekang inflasi yang masih terlalu tinggi.
Namun, ternyata pelemahan rupiah juga dipengaruhi permintaan USD yang biasanya tinggi menjelang akhir tahun untuk kegiatan korporasi seperti pembayaran utang.
"Permintaan yang tinggi sementara suplai tidak bertambah bisa mendorong penguatan USD," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah hari ini berpeluang melemah ke kisaran Rp 15.750-Rp 15.780 per USD dengan potensi penguatan di kisaran Rp 15.680-Rp15.700 per USD. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul